Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sarapan Bisa Mengubah Otak Anak Menjadi Seperti Ini

Kompas.com - 10/04/2020, 06:01 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Apakah Anda termasuk orang yang sering melewatkan kesempatan untuk sarapan karena berbagai sebab atau alasan?

Jika iya, Anda lebih baik berpikir ulang jika berniat akan melakukan hal itu lagi.

Bagaimana tidak, sarapan merupakan makanan yang penting untuk dikonsumsi karena berkntribus pada pemenuhan kebutuhan energi dan asupan gizi.

Memang tidak banyak literatur yang bisa menjelaskan mekanisme peningkatan fungsi kognitif setelah mengonsumsi sarapan pada orang dewasa, tidak seperti pada anak-anak dan remaja.

Glukosa adalah satu-satunya bahan bakar yang dapat digunakan oleh otak, yang sangat penting terhadap fungsi kognitif.

Gejala pembekuan darah di otak tak hanya sakit kepala. Penderita juga bisa merasakan gangguan penglihatan sampai koordinasi tubuh.

Baca juga: 8 Manfaat Sarapan, Pasok Energi hingga Tingkatkan Daya Ingat

Dr. dr. Yuda Turana, Sp. S, dalam bukunya berjudul Stop Pikun di Usia Muda! (2004), menjelaskan dalam sebuah penelitian pada orang dewasa, kadar gluskosa darah menunjukkan hubungan degan memori dan kinerja seseorang.

Sementara, pada anak-anak, mengonsumsi sarapan berhubungan dengan pembelajaran dan prestasi sekolah yang lebih baik.

Penelitian menunjukkan bahwa melewatkan sarapan dapat menimbulkan masalah berikut:

  • Gangguan atensi
  • Gangguan memori jangka pendek
  • Ganggguan dalam kemampuan memecahkan masalah

Sarapan menunjang memori spasial

Dalam penelitian yang diterbitkan Jurnal Physiology & Behavior (2005), Mahoney CR dkk., mencari hubungan antara sarapan dan kognitif pada anak sekolah dasar selama tiga minggu.

Penelitian dilakukan dengan membandingkan efek dari kebiasaan sarapan pada anak-anak di Amerika Serika (AS), yaitu antara yang mengonsumsi arapan dengan yang tidak.

Baca juga: Mana Lebih Baik, Sarapan Setelah atau Sebelum Olahraga?

Para peneliti selanjutnya melakukan pemeriksaan kognitif.

Hasilnya, pada anak umur 9-11 tahun terlihat bahwa mengonsumsi sarapan dapat meningkatkan kinerja kognitif, terutama pada tugas yang membutuhkan proses tampilan visual kompleks.

Pada anak laki-laki, menunjukkan terjadinya peningkatan memori spasial. Sedangkan pada anak perempuan lebih mengalami perbaikan memoriangka pendek setelah mengonsumsi sarapan.

Sementara, pada anak laki-laki yang lebih muda, yaitu usia 6-8 tahun, menunjukkan memori spasial dan atensi auditori yang lebih baik, sedangkan pada anak perempuan memperlihatkan memori jangka pendek yang lebih baik setelah mengonsumsi sarapan.

Baca juga: Jangan Asal Kenyang, Ini 6 Ide Menu Sarapan Pagi Sehat dan Cepat

Sarapan juga berpengaruh pada kawaspadaan diri

Widenhorn-Muller dkk., juga melakukan penelitian mengenai hubungan sarapan dengan kemampuan otak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com