Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Macam Penyakit pada Sistem Reproduksi Pria

Kompas.com - 28/06/2023, 10:31 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Sistem reproduksi pria terdiri dari beberapa bagian, yang mana masing-masing bisa mengalami gangguan kesehatan.

Mengutip The Urology Foundation, sistem reproduksi pria terdiri dari dua kelenjar bulat (disebut testis) yang berada di skrotum, dan penis.

Baca juga: Mengenal Alat Reproduksi dan Aktivitas Seksual Pria

Penis berisi uretra (tabung untuk dilalui urin dan sperma) dan dua tabung di kedua sisi uretra (ini diisi dengan darah untuk memberikan ereksi).

Sperma diproduksi di testis. Sperma berjalan ke atas pembuluh vas deferens ke uretra, di mana sel itu bercampur dengan cairan prostat untuk membentuk air mani.

Pada klimaks, air mani keluar dari uretra dengan kecepatan tinggi (dikenal sebagai ejakulasi).

Seperti halnya pada bagian tubuh manusia lainnya, terkadang ada masalah dengan sistem reproduksi ini.

Baca juga: 10 Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi Pria

Mengutip The Biology Notes, berbagai organ dalam sistem reproduksi pria dapat mengalami macam penyakit infeksi dan disfungsi.

Sebagian besar gangguan pada sistem reproduksi pria berhubungan dengan fluktuasi hormon seks testosteron.

Namun, selain itu, faktor risiko lain seperti usia, riwayat keluarga, gaya hidup, dan konsumsi berbagai obat juga terkait dengan gangguan tersebut.

Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang macam penyakit pada sistem reproduksi pria yang perlu diwaspadai.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Bersepeda Pengaruhi Kesehatan Reproduksi Pria?

Apa saja penyakit pada sistem reproduksi pria?

Disari dari The Urology Foundation dan The Biology Notes, berikut berbagai penyakit terkait sistem reproduksi pria:

  • Kanker testis: kanker yang berkembang di testis, yang merupakan bagian dari sistem reproduksi pria. Ini adalah kanker paling umum pada pria muda.
  • Kanker penis: tumor biasanya meuncul di ujung penis atau kulup. Ini adalah kondisi yang berpotensi fatal.
  • Fimosis: terjadi ketika kulup melekat pada kepala penis, seperti saat pertama kali lahir. Strukturnya sangat kencang dan tidak dapat ditarik hingga ke belakang kepala penis.
  • Torsi testis: ini terjadi terjadi akibat rotasi dan puntiran testis. Hal ini menyebabkan pembengkakan dan akhirnya memotong suplai darah ke testis.
  • Infertilitas pria: ketidakmampuan pria menghasilkan anak setelah setidaknya satu tahun berhubungan seksual dengan wanita tanpa pelindung.
  • Disfungsi ereksi: ketidakmampuan terus-menerus atau berulang untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk aktivitas seksual. Ini dikenal sebagai impotensi. Ini adalah masalah yang sangat umum, terutama menyerang pria di atas usia 40 tahun
  • Priapisme: istilah medis untuk ereksi terus-menerus yang berlangsung setidaknya 4 jam. Ini biasanya menyakitkan dan mungkin tidak berhubungan dengan rangsangan atau aktivitas seksual. Jika tidak diobati, dapat menyebabkan kerusakan permanen pada penis.
  • Haematospermia: suatu kondisi yang mengacu pada adanya darah yang terlihat pada ejakulasi (air mani).
  • Penyakit peyronie: jaringan parut atau benjolan keras yang terbentuk di dalam penis.
  • Varikokel: varises di atas testis. Semua vena memiliki katup di dalamnya yang menjaga agar darah tetap bergerak ke satu arah. Dengan varises, katup ini gagal berfungsi dengan baik dan darah dapat menggenang, akhirnya membuat vena membengkak.
  • Hidrokel: ruang berisi cairan di testis yang menyebabkan pembengkakan. Ini adalah jenis pembengkakan skrotum yang mungkin akut atau kronis.

Jika Anda merasakan masalah apa pun pada sistem reproduksi pria Anda, penting untuk segera menemui dokter.

Perawatan dini dapat menghindari Anda dari penyakit pada sistem reproduksi pria jangka panjang yang serius.

Baca juga: 9 Cara Memiliki Sperma Sehat untuk Meningkatkan Kesuburan Pria

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau