KOMPAS.com - Mimpi buruk bisa mengakibatkan bayi merasa terkejut, menangis, ketakutan, hingga susah untuk tertidur kembali.
Seringkali bayi atau balita dapat mengingat mimpi buruknya secara detail, bahkan masih merasa cemas setelah terbangun.
Mimpi buruk pada bayi umumnya berkaitan dengan peristiwa yang mereka lihat ketika bangun atau sebelum tidur.
Baca juga: Penyebab Tak Ingat Mimpi Semalam, Bisa Jadi Gangguan Tidur
Dilansir dari MomJunction, berikut beberapa penyebab bayi mengalami mimpi buruk:
Bayi dapat merasa gelisah hingga menangis dalam kondisi tertidur akibat melihat kejadian atau hal yang tampak normal bagi orang dewasa.
Si kecil mungkin mengalami mimpi buruk usai melihat gambar seram atau menghabiskan waktu dengan kerabat yang membuatnya ketakutan.
Pindah ke lingkungan baru dan bertemu orang asing juga sering mengakibatkan anak mendapat mimpi yang tidak menyenangkan.
Bayi atau balita dengan kemampuan imajinasi yang baik lebih rentan mengalami mimpi buruk setelah mendengarkan cerita seram.
Baca juga: Cara Mengatasi Mimpi Buruk dari Segi Kesehatan
Bayi yang sedang sakit dan mengonsumsi obat juga berisiko mengalami mimpi buruk.
Mimpi buruk akan hilang jika obat-obatan tersebut berhenti dikonsumsi.
Namun, untuk menghentikan pemakaian obat pada si kecil, ayah dan bunda tentu perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Bayi mungkin merasa cemas dan stres terhadap suatu hal, bisa dari udara panas, lingkungan bising, hingga menu makanan yang kurang cocok (saat sudah MPASI).
Sama seperti orang dewasa, bayi bisa merasa kelelahan akibat tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup.
Perasaan lelah pada akhirnya menyebabkan otak menunjukkan peristiwa negatif yang akhirnya menyebabkan mimpi buruk.
Penyakit GERD menyebabkan refluks atau naiknya asam lambung ke saluran esofagus (kerongkongan).
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya