KOMPAS.com - Tak sedikit kisah tentang orang dengan autisme yang sebelumnya salah diagnosis dengan bipolar disorder.
Secara sekilas, autisme dan bipolar disorder memang tampak mirip, tapi tentu saja keduanya berbeda.
Baca juga: 5 Perbedaan ADHD dan Autis, Orangtua Perlu Tahu
Gangguan bipolar adalah gangguan otak yang ditandai dengan perubahan tingkat energi, suasana hati, dan fungsi sehari-hari.
Sedangkan gangguan spektrum autisme adalah gangguan perkembangan otak yang berdampak pada perilaku dan komunikasi.
Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan gangguan bipolar dan autisme berbagi beberapa pola ekspresi gen yang sama.
Selain itu, orang dengan autisme dapat mengalami gejala yang berhubungan dengan gangguan bipolar, dan berpotensi sebaliknya. Karena itulah banyak kasus salah diagnosis di antara keduanya.
Gangguan bipolar dan autisme sama-sama bisa diturunkan melalui faktor genetik.
Episode bipolar dapat terjadi karena pemicu lingkungan seperti peristiwa yang membuat stres. Sedangkan pada autisme, gejala bisa muncul tanpa pemicu.
Orang dengan autisme biasanya tidak akan mengalami perubahan suasana hati yang tiba-tiba dan parah tanpa alasan.
Sementara orang dengan autisme mungkin merasa tertekan, autisme tidak menyebabkan depresi atau pikiran untuk bunuh diri seperti gangguan bipolar.
Selain itu, orang dengan autisme cenderung mengalami kesulitan berbicara, situasi sosial, dan tantangan sensorik.
Tantangan tersebut tidak dialami oleh orang dengan gangguan bipolar. Orang dengan autisme juga menggunakan "stimulasi" untuk menenangkan diri, seperti bergoyang-goyang, yang tidak dilakukan oleh orang dengan gangguan bipolar.
Gejala autisme biasanya terjadi lebih awal daripada bipolar.
Beberapa individu dengan autisme yang berfungsi tinggi mungkin tidak mendapatkan diagnosis sampai mereka dewasa atau remaja.
Seperti bipolar, tidak ada penanda biologis bagi dokter untuk mendiagnosis gangguan tersebut, sehingga penyakit ini perlu diamati melalui serangkaian tes dan kuesioner.
Ketika seorang dokter mencurigai gangguan bipolar, mereka mungkin melakukan serangkaian tes fisik terlebih dahulu untuk menyingkirkan masalah tiroid atau ketidakseimbangan hormon lain yang dapat menyebabkan perubahan suasana hati.
Setidaknya satu episode mania harus ada untuk diagnosis bipolar I.
Autisme dapat diobati dengan terapi untuk meningkatkan keterampilan sosial dan mengatasi kesulitan perilaku.
Meskipun tidak ada obat khusus untuk penderita autisme, dokter terkadang juga memberikan obat anti-kecemasan.
Orang dengan gangguan bipolar biasanya diresepkan penstabil suasana hati khusus untuk mengurangi gejala mereka.
Mereka juga bisa dijadwalkan untuk berpartisipasi dalam terapi perilaku kognitif untuk membantu mengelola diagnosis mereka.
Menerima diagnosis yang tepat untuk gangguan bipolar atau autisme adalah kunci keberhasilan pengobatan.
Perlu diingat bahwa dua kondisi biasanya terlihat terjadi bersamaan satu sama lain, jadi keduanya mungkin terjadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.