KOMPAS.com - Stroke ringan dan stroke memiliki penyebab dan gejala yang mirip, tetapi tingkat keparahannya berbeda.
Mengutip Medicine Net, stroke ringan dan stroke biasanya disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah arteri di otak.
Baca juga: Tanda-tanda Stroke Ringan yang Harus Diwasadai
Gejala stroke ringan dan stroke juga sama, mungkin satu atau lebih dari kondisi berikut:
Mengutip Healthline, kedua kondisi ini juga merupakan keadaan darurat medis.
Selanjutnya, atikel akan menunjukkan macam perbedaan stroke ringan dan stroke.
Baca juga: Penyebab Stroke Ringan yang Perlu Diwaspadai
Stroke ringan disebut sebagai ministroke (transient ischemic attack/TIA). Sedangkan, stroke biasanya diklasifikasikan sebagai iskemik atau hemoragik.
Keduanya dibedakan sebagai berikut:
Mengutip Healthline, perbedaaan utama antara gejala stroke ringan dan stroke adalah durasi dan keparahannya.
Gejala stroke ringan biasanya berlangsung kurang dari 1 jam, tetapi terkadang terkadang gejala dapat bertahan lama hingga 24 jam.
Paling sering stroke ringan berlangsung beberapa menit, terkadang berakhir sebelum Anda benar-benar menyadarinya.
Meski gejala TIA berlangsung singkat dan Anda merasa baik-baik saja, Anda tetap harus periksa ke dokter, sebaiknya dalam waktu 60 menit setelah timbulnya gejala.
Gejala stroke berlangsung jangka panjang dan menyebabkan kecacatan permanen. Sehingga, ketika gejala stroke terjadi, penderitanya harus secepatnya diperiksakan ke dokter.
Pada stroke ringan, fungsi organ normal kembali dengan cepat. Namun dengan stroke, fungsi organ normal mungkin tidak akan pernah kembali.
Baca juga: 7 Cara Mencegah Stroke Ringan yang Perlu Diketahui
Mengutip Medicine Net, penyumbatan aliran darah pada stroke ringan dapat kembali secara spontan.
Sedangkan pada stroke, tubuh tidak dapat memulihkan aliran darah secara spontan. Alhasil, sel-sel otak akan rusak dan/atau hancur secara permanen.
Mengutip Healthline, stroke ringan adalah faktor risiko utama stroke yang bersifat permanen.
Menurut suatu studi pada 2021, sejumlah individu yang pernah mengalami TIA, 29,5 persennya menderita stroke permanen setelah dipantau selama rata-rata hampir 9 tahun.
Lebih dari sepertiga partisipan menderita stroke setelah 90 hari mengalami stroke ringan.
Baca juga: 9 Cara Mengatasi Stroke Ringan yang Perlu Diketahui
Menurut Medicine Net, pengobatan stroke mini biasanya berupa pengobatan untuk mengurangi risiko penggumpalan darah, pengurangan faktor risiko lain (seperti merokok).
Setelah itu, kemungkinan tindak lanjut untuk mempertimbangkan pembedahan, jika penyebabnya adalah aneurisma.
Pengobatan untuk stroke yang bersifat permanen, tergantung pada jenisnya.
Jika stroke jenis iskemik (disebabkan oleh gumpalan darah), diobati dengan obat atau metode mekanis untuk menghilangkan gumpalan.
Jika jenis stroke hemoragik (pendarahan ke dalam jaringan otak), membutuhkan operasi penyelamatan jiwa, yang dilakukan oleh ahli bedah saraf.
Stroke ringan maupun stroke adalah kondisi medis berbahaya, sehingga Anda perlu berhati-hati dengan kondisi keduanya.
Baca juga: Stroke Ringan, Apa Bisa Sembuh Total?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.