Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudi Hartono
Penulis Lepas dan Peneliti

Penulis lepas dan pendiri Paramitha Institute

Tiga Pelajaran dari Sistem Kesehatan Kuba

Kompas.com - 03/08/2023, 11:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pada 2019, ELAM sudah mewisuda 29.000 orang dari 105 negara. Pendidikan kedokteran di ELAM ini bersifat gratis.

Keempat, mempersingkat waktu studi dan internship. Pada masa-masa awal revolusi, ketika Kuba kekurangan tenaga kesehatan karena tak sedikit tenaga medis yang lari ke luar negeri, Kuba mengambil langkah-langkah darurat.

Kurikulum dipadatkan, demi mempersingkat masa studi. Masa internship juga dikurangi.

Di Indonesia, kekurangan tenaga kesehatan coba diatasi dengan pendekatan administratif: membenahi Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP) agar tidak terbelit birokratisme dan bisnis perizinan. Tentu saja ini bagus, tetapi belum menghunjam ke jantung persoalan.

Di Indonesia, biaya pendidikan kedokteran bisa puluhan hingga ratusan juta rupiah. Sementara pendapatan 50 persen masyarakat lapisan bawah hanya Rp 22,6 juta per tahun atau Rp 1,9 juta per bulan (UNDP, 2022).

Hanya 10 persen masyarakat lapisan atas, yang rata-rata pendapatannya Rp 285 juta per tahun atau Rp 23,7 juta per bulan, yang sanggup mengakses pendidikan kedokteran.

Sebagaimana kesehatan yang merupakan hak dasar setiap warga Negara, pendidikan kedokteran juga seharusnya diletakkan sebagai hak setiap warga Negara yang tak boleh dirintangi oleh biaya pendidikan.

Tentu saja, sistem kesehatan Kuba bukan tanpa kelemahan. Banyak rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang menempati bagunan tua.

Gaji dokter dan tenaga kesehatan juga dianggap sangat kecil. Obat-obatan yang penting kadang sulit ditemukan.

Namun, persoalan tersebut bukan sepenuhnya kesalahan pemerintah Kuba, tetapi ada andil dari embargo yang dijalankan oleh pemerintah AS selama enam dekade. Embargo tak hanya mempersulit ekonomi Kuba, tetapi juga mendatangkan fasilitas kesehatan dan obat-obatan.

Namun, dari Kuba kita belajar: anggaran negara yang terbatas, jika dikelola dengan benar dan didorong oleh komitmen politik yang kokoh, bisa mendatangkan hasil luar biasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau