ATRIAL fibrilasi (AF) merupakan anomali pada irama jantung yang tergolong paling umum dan diketahui memiliki korelasi signifikan dengan peningkatan risiko stroke.
AF dapat menimbulkan gejala seperti irama jantung tidak beraturan, kelemahan, atau detak jantung terlalu cepat. Namun, beberapa orang bisa saja tidak merasakan gejala sama sekali.
Untuk mendalami hubungan antara Atrial Fibrilasi dan stroke, penting untuk memahami esensi Atrial Fibrilasi dan bagaimana caranya mendeteksinya.
Atrial Fibrilasi adalah kondisi di mana jantung beroperasi dengan pola detak yang tidak beraturan dan biasanya lebih cepat daripada biasanya.
Ketidakberaturan ini terjadi pada atrium atau bilik jantung atas, di mana impuls listrik menjadi kacau dan menciptakan detak jantung tidak beraturan, juga dikenal sebagai Fibrilasi.
Anomali ini dapat mengganggu efisiensi aliran darah ke bagian tubuh lainnya, termasuk otak, yang bisa menjadi pemicu stroke.
Untuk mendeteksi AF, dokter biasanya akan mengerjakan beberapa jenis tes, seperti elektrokardiogram (EKG), yang berfungsi untuk merekam aktivitas listrik dalam jantung dan membantu identifikasi irama jantung yang tidak normal.
Selain itu, dokter juga bisa melakukan pemeriksaan fisik, tes darah, dan pengecekan visual jantung menggunakan metode seperti echocardiogram atau MRI jantung.
Hubungan Atrial Fibrilasi dan stroke
Lalu, bagaimana hubungan Atrial Fibrilasi dengan stroke? Kondisi detak jantung yang tidak beraturan karena AF dapat menghambat darah dipompa secara efisien, dibandingkan saat jantung berdetak secara normal.
Hasilnya, darah bisa mengalami penggumpalan di dalam bilik jantung. Jika gumpalan ini terlepas dan terbawa aliran darah menuju otak, maka stroke bisa terjadi.
Stroke adalah kondisi di mana pasokan darah ke bagian otak terhenti, biasanya karena adanya gumpalan darah, dan menyebabkan sel-sel otak mulai mengalami kerusakan dan mati.
Stroke bisa berakibat pada kerusakan otak permanen, dan gejalanya bisa sangat bervariasi, tergantung pada bagian otak yang terpengaruh.
Pada beberapa orang, AF bisa meningkatkan risiko stroke hingga lima kali lipat.
Penyebab Atrial Fibrilasi dan cara pencegahannya
Penyebab Atrial Fibrilasi bisa sangat beragam. Beberapa faktor risiko utama meliputi hipertensi, penyakit jantung, diabetes, obesitas, dan konsumsi alkohol berlebihan.
Selain itu, usia juga menjadi faktor risiko yang penting, di mana prevalensi Atrial Fibrilasi cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Untuk mencegah Atrial Fibrilasi dan risiko stroke, beberapa langkah yang dapat dilakukan dengan mengontrol faktor risiko.
Ini termasuk menjaga tekanan darah dan kolesterol dalam batas yang sehat, menjalani gaya hidup sehat dengan pola makan seimbang dan rutin melakukan olahraga, serta menghindari konsumsi rokok dan alkohol.
Selain itu, manajemen stres dan menjaga berat badan ideal juga menjadi bagian penting dari pencegahan ini.
Pada beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat-obatan untuk mencegah pembentukan gumpalan darah atau mengontrol detak jantung.
Sementara pada kasus yang lebih serius, mungkin diperlukan tindakan medis atau operasi untuk mengatasi Atrial Fibrilasi atau mencegah stroke.
Mengetahui hubungan antara Atrial Fibrilasi dan stroke sangat penting. Dengan pemahaman dan pengelolaan faktor risiko, kita bisa mengurangi risiko stroke dan menjaga kualitas hidup lebih baik.
Oleh karena itu, jika Anda memiliki gejala atau faktor risiko Atrial Fibrilasi, sangat dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter Anda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.