KOMPAS.com - Anak yang mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi ketika belajar sering dianggap mengidap ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder. Namun, tidak semua anak yang mengalami kesulitan konsentrasi mengidap ADHD.
Kesulitan konsentrasi tersebut bisa jadi disebabkan oleh rasa stres atau karena mengalami gangguan belajar tertentu.
Untuk lebih jelasnya, ketahui beberapa penyebab anak sulit konsentrasi dan kapan perlu ke dokter berikut ini.
Baca juga: 10 Penyebab Sulit Konsentrasi dan Mudah Lupa, Tak Hanya Lapar
Anak yang mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi ketika belajar tidak selalu disebabkan oleh ADHD.
Disarikan dari PsychCentral dan Child Mind Institute, berikut adalah beberapa penyebab anak sulit konsentrasi belajar yang perlu diketahui oleh orang tua.
Perubahan pada kemampuan akademik anak, termasuk sulit konsentrasi saat belajar, bisa jadi disebabkan oleh stres.
Selain sulit untuk berkonsentrasi, anak yang merasa stres juga cenderung memiliki nilai akademik yang menurun dan memiliki suasana hati yang buruk, termasuk kerap tantrum.
Selain karena masalah akademik, anak-anak yang sulit konsentrasi juga bisa disebabkan oleh situasi sosial dan ketidakmampuan untuk mengatur emosi.
Anak kerap merasa takut jika dirinya tampil di depan umum atau ditunjuk oleh gurunya sehingga cenderung merasa sangat cemas dan tidak berkonsentrasi ketika belajar.
Beberapa masalah kesehatan mental juga dapat menyebabkan sulit konsentrasi, seperti depresi dan obsessive compulsive disorder (OCD).
Baca juga: 12 Cara Meningkatkan Konsentrasi secara Alami
ADHD adalah salah satu penyebab anak sulit konsentrasi yang sering ditemui. Kondisi ini tidak hanya membuat anak sulit untuk fokus, namun juga sulit untuk duduk diam dan berbicara banyak dengan topik yang berbeda-beda.
Selain mengalami ADHD, beberapa anak juga dapat mengalami gangguan fungsi eksekutif pada otak sehingga sulit untuk berkonsentrasi, mengingat informasi, atau mengerjakan banyak hal dalam satu waktu.
Kondisi ini umumnya disebabkan oleh cedera pada otak atau mengalami kondisi kesehatan lainnya yang berdampak negatif pada kesehatan otak.
Seorang anak yang tidak dapat mengimbangi teman-teman di kelasnya dalam hal akademik bisa jadi memiliki gangguan kognitif.
Beberapa gangguan kognitif yang mungkin dialami, seperti sindrom Down, fetal alcohol spectrum disorder, sindrom Fragile X, dan cacat lahir lain yang mengganggu fungsi otak.