KOMPAS.com - Gangguan bipolar adalah masalah kesehatan mental yang ditandai dengan perubahan ekstrem dalam suasana hati sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Pasien bipolar bisa mengalami perubahan suasana hati dalam bentuk siklus, yakni siklus depresi dan mania.
Jika dikelola benar dengan cara pasien rutin melakukan konsultasi dokter, melakukan terapi, dan minum obat sesuai dosis, pengidap masalah kesehatan mental ini bisa hidup seperti orang normal pada umumnya.
Namun, terkadang ada beberapa hal yang bisa memicu perubahan suasana hati pada pasien bipolar.
Baca juga: Riset: Pasien Bipolar Lebih Rentan Ketergantungan Rokok
Para ahli belum sepenuhnya memahami apa yang menyebabkan perubahan suasana hati drastis pada pasien bipolar. Namun, beberapa hal berikut bisa menjadi pemicunya:
Menghadapi masa-masa yang sarat emosi dapat memicu perubahan suasana hati pada pasien gangguan bipolar.
Riset 2016 membuktikan bahwa peristiwa kehidupan negatif memprediksi peningkatan depresi bipolar.
Studi 2014 menemukan bahwa efek ini paling kuat dialami pada mereka yang terdiagnosis hidup dengan gangguan bipolar I dibandingkan dengan gangguan bipolar II.
Kematian orang yang dicintai, bencana alam, putusnya hubungan, dan kehilangan pekerjaan adalah contoh peristiwa besar dalam hidup yang mungkin menimbulkan efek ini.
Baca juga: Seperti Apa Perubahan Suasana Hati yang Dirasakan Pasie Bipolar?
Gangguan tidur juga dapat berdampak pada gangguan bipolar.
Riset 2017 yang meneliti lebih dari 3.000 orang dengan gangguan bipolar menemukan bahwa kurang tidur dikaitkan dengan peningkatan episode mania, terutama pada wanita dan mereka yang hidup dengan gangguan bipolar I.
Bekerja sif malam, mengasuh anak, dan sering bepergian dengan zona waktu yang berbeda adalah hal yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur Anda.
Sekitar 25 persen orang dengan gangguan bipolar memiliki gangguan afektif musiman.
Gangguan afektif musiman adalah jenis depresi yang terkait dengan perubahan musim.
Hal ini terjadi karena pengaruh jumlah paparan sinar matahari. Sebab, kurangnya paparan sinar matahari juga bisa memicu gejala depresi.
Menurut riset 2020, perubahan suhu, curah hujan, tekanan atmosfer, dan kekeruhan adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan siklus suasana hati bipolar.
Baca juga: Punya Gejala Mirip, Ini Beda Pengobatan untuk Bipolar dan BPD
Perubahan hormon yang ekstrem bisa menjadi bagian alami dari kehidupan, seperti kehamilan atau menopause.
Menurut sebuah studi tahun 2015 terhadap 56 wanita, perubahan hormonal selama menopause dikaitkan dengan peningkatan episode depresi dan mania pada gangguan bipolar.
Riset 2017 yang meneliti 158 wanita menemukan bahwa perubahan hormonal saat menstruasi, setelah melahirkan, dan selama menopause semuanya juga menyebabkan memburuknya gejala mood bipolar.
Tingkat hormon tiroid yang tidak mencukupi atau hipotiroid dapat menyebabkan depresi.
Tingkat tiroid yang sangat rendah, suatu kondisi yang disebut myxedema, dapat memicu mania dan bahkan psikosis.
Mengenali pemicu perubahan mood pada pasien bipolar sangat penting untuk membantu mengelola masalah kesehatan mental itu. Jika Anda mengidap bipolar, lacak dan catat pola kapan masalah kesehatan mental ini kambuh.
Baca juga: 4 Cara Kontrol Perilaku Impulsif untuk Pasien Bipolar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.