KOMPAS.com – Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang mengalami peningkatan prevalensi signifikan di dunia, termasuk Indonesia.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, jumlah penderita diabetes (diabetesi) meningkat dari 108 juta pada 1980 menjadi 422 juta pada 2014.
Terbaru, International Diabetes Federation (IDF) melaporkan bahwa pada 2021, sebanyak 537 juta orang pada rentang usia 20-79 tahun hidup dengan diabetes. Lembaga ini pun memperkirakan bahwa jumlah diabetesi akan meningkat menjadi 643 juta orang pada 2023 dan 783 juta orang pada 2045.
Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Kementerian Kesehatan yang diberitakan Kompas.com, Jumat (3/2/2023), jumlah diabetesi pada 2023 mencapai 13 persen dari total penduduk sekitar 270 juta atau setara dengan 35 juta jiwa.
Diabetes melitus ditandai dengan kadar glukosa darah yang tinggi akibat tubuh tidak mampu memproduksi atau memproses insulin dengan baik. Adapun insulin adalah hormon yang berfungsi untuk mengontrol kadar gula darah.
Gangguan kesehatan tersebut dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat, seperti luka yang sulit sembuh, gangguan penglihatan, kerusakan ginjal, dan penyakit jantung.
Baca juga: 5 Rekomendasi Camilan Sehat untuk Penderita Diabetes
Untuk mengendalikan kadar gula darah, banyak diabetesi mengonsumsi obat-obatan kimia yang diresepkan oleh dokter. Namun, metode ini dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan, seperti mual, muntah, sakit perut, dan bahkan kerusakan ginjal.
Oleh karena itu, banyak diabetesi mencari alternatif pengobatan alami yang lebih aman dan efektif. Salah satu alternatif pengobatan alami yang populer adalah mengonsumsi suplemen herbal, seperti Babet.
Babet merupakan suplemen herbal produksi Jaga Waras yang dibuat 100 persen menggunakan bahan alami dan bebas kimia.
Adapun bahan alami yang terkandung dalam Babet adalah kayu manis, kumis kucing, temulawak, dan daun sambiloto.
Baca juga: Webinar UGM: Usia Muda Harus Mulai Waspada Diabetes Melitus
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan American Diabetes Association pada 2003, konsumsi kayu manis secara rutin dapat membantu menurunkan kadar glukosa, trigliserida dan kolesterol jahat (LDL).
Selain itu, rempah tersebut juga dapat membantu menurunkan laju masuknya glukosa ke dalam tubuh dan dapat meningkatkan sistem pencernaan sehingga kadar gula dapat dicerna lebih baik dan tetap terkendali.
Manfaat serupa juga ditemukan pada kumis kucing. Menurut penelitian yang diterbitkan di Sapporo Medical Journal pada 2022, tanaman liar ini memiliki senyawa aktif bernama ostamineus yang memiliki khasiat sama dengan metformin, yaitu dapat mendukung produksi insulin dalam tubuh.
Selain itu, kumis kucing juga dapat menyeimbangkan metabolisme karbohidrat, gula, lemak, dan asam amino dalam tubuh.
Baca juga: Bagaimana Cara Pencegahan Primer Diabetes Melitus?
Temulawak sendiri merupakan tanaman apotek hidup yang kerap dimanfaatkan sebagai jamu tradisional. Bagian rimpang induk dan akar tumbuhan ini memiliki senyawa aktif bernama kurkumin.