Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Urgensi Menjaga Kesehatan Mental

Kompas.com - 18/09/2023, 11:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Dr. Raja Oloan Tumanggor*

ADA pepatah Latin mengatakan mens sana in corpore sano, yang artinya budi yang sehat ada di dalam tubuh yang sehat.

Pepatah ini biasanya diucapkan bagi para olahragawan atau orang yang sedang berolahraga. Tujuannya untuk mengajak orang agar lebih rajin berolahraga, karena dengan berolahraga, maka tubuh akan menjadi sehat.

Bila tubuh sehat, maka budi atau pikiran manusia pun akan sehat.

Lalu bagaimana dengan mental yang sehat? Apakah budi yang sehat akan melahirkan mental yang sehat juga?

Dalam ilmu psikologi, kesehatan mental dipahami sebagai keadaan sejahtera di mana setiap individu mampu mewujudkan potensi diri mereka sendiri.

Orang yang bermental sehat bisa menggunakan kemampuan dan potensi diri secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup dan membangun relasi yang positif dengan orang lain.

Sebaliknya orang yang mengalami gangguan kesehatan mental tidak akan mampu mengembangkan potensi diri dan juga mengalami gangguan suasana hati.

Kesehatan mental memiliki dua aspek penting. Pertama, bebas dari gejala-gejala penyakit jiwa dan gangguan kejiwaan.

Kedua dengan cara aktif, luas, lengkap tidak terbatas, kesehatan mental berhubungan dengan kemampuan orang yang menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri dan dengan masyarakat lingkungannya.

Hal itu membawa manusia kepada kehidupan yang bebas dari kegoncangan dan hidupnya penuh vitalitas (bdk. Handayani, 2022).

Jadi kesehatan mental mengandung dimensi kebebasan dari dan kebebasan untuk. Secara negatif bebas dari hal-hal yang kurang baik seperti gejala-gejala penyakit kejiwaan.

Lalu secara positif kesehatan mental berarti bebas untuk menentukan pilihan-prinsip hidup yang sesuai dengan dirinya sendiri serta mampu mengaplikasikannya di tengah-tengah masyarakat.

Berhadapan dengan kondisi masyarakat yang semakin kompleks saat ini, baik di bidang sosial politik, ekonomi, hukum, budaya dan keamanan, seluruh aspek kehidupan ini turut memberi andil terhadap kesehatan mental masyarakat.

Pesta demokrasi yang tidak lama lagi akan berlangsung melahirkan sekelompok masyarakat untuk bertarung memperebutkan posisi, baik di lingkungan legislatif dan eksekutif.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau