Salah satu alasannya mungkin karena lemak perut menghasilkan sitokin, yang merupakan bahan kimia berbahaya bagi sistem kekebalan tubuh yang dapat membuat sel menjadi kurang sensitif terhadap efek insulin yang mengatur gula darah.
Sitokin yang diproduksi oleh lemak perut tidak hanya mempengaruhi kadar insulin.
Bahan kimia ini juga dapat memengaruhi kemampuan sel untuk mengatur tekanan darah.
Ada banyak penelitian yang mengaitkan lemak perut dengan tekanan darah tinggi.
Di antaranya diterbitkan pada April 2017 di jurnal Heart yang diikuti lebih dari 10.000 orang dewasa di China selama 6 tahun.
Hasilnya menunjukkan bahwa peningkatan lingkar berat badan sebesar 5 persen saja dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi sebesar 34 persen pada pria dan 28 persen pada wanita.
Baca juga: 5 Makanan Ini Bantu Anda Melunturtkan Lemak Perut
Memiliki terlalu banyak lemak tubuh secara umum dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Menurut Harvard Health Publishing, akibat lemak perut mungkin sangat berbahaya untuk kesehatan jantung, karena lemak ini memompa keluar asam lemak yang memberi sinyal pada jantung untuk memproduksi lebih banyak kolesterol jahat dan lebih sedikit kolesterol baik.
Orang dewasa yang memiliki beban lebih di sekitar bagian tengah tubuh, lebih mungkin terkena serangan jantung.
Akibat lemak perut juga bisa memengaruhi fungsi otak.
Hal ini mungkin disebabkan oleh kemampuan lemak perut untuk meningkatkan peradangan di seluruh tubuh.
Studi pada November 2019 terhadap hampir 900.000 orang dewasa lanjut usia di junal Obesity menemukan, lingkar pinggang lebih dari 35 inci untuk pria dan 33 inci untuk wanita terkait dengan risiko demensia yang jauh lebih tinggi.
Itu terlepas dari faktor usia, indeks massa tubuh (body mass index/BMI), tekanan darah, kolesterol, dan semacamnya.
Baca juga: 3 Jenis Olahraga untuk Membakar Lemak Perut
Beberapa penelitian telah menemukan hubungan antara ukuran pinggang besar dan risiko asma, bahkan pada orang yang memiliki berat badan normal secara keseluruhan, menurut editorial yang diterbitkan pada Februari 2013 di European Respiratory Journal.
Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa memiliki lebih banyak lemak di rongga perut sebenarnya bisa mempersulit paru-paru untuk menyerap oksigen sebanyak yang mereka butuhkan, sehingga menyebabkan asma.
Kanker juga bisa menjadi akibat lemak perut yang membahayakan, menurut penelitian yang diterbitkan pada Oktober 2016 di European Journal of Cancer.
Penelitian tersebut menemukan bahwa wanita yang lingkar pinggangnya sama dengan pinggulnya, memiliki kemungkinan 4 kali lebih besar terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang memiliki lingkar pinggang lebih kecil.
Laporan lainnya yang diterbitkan pada November 2014 di jurnal PLOS One menemukan bahwa terlalu banyak lemak perut dapat melipatgandakan risiko kanker kolorektal.
Untuk mengurangi risiko penyakit akibat lemak perut, Anda harus menjaga berat badan dan lingkar pinggang ideal dengan gaya hidup sehat.
Baca juga: Waspadai Lemak Perut Bikin Wanita Sulit Hamil
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.