KOMPAS.com - Para orangtua mungkin sudah familiar dengan tantrum pada anak. Akan tetapi, anak tantrum sering membuat ayah atau ibu kewalahan terutama jika belum mengetahui alasan si kecil mengamuk dan berteriak.
Penyebab tantrum yang umum adalah, kelaparan, lelah, terlalu banyak distimulasi, hingga frustrasi. Selain itu, masalah psikologi seperti gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif (ADHD) juga dapat menjadi penyebab tantrum.
Sebelum menyimak penyebabnya, ketahui dahulu beberapa gejala tantrum pada anak berikut.
Baca juga: Mengenal Tantrum pada Balita, Gejala, Penyebab, sampai Pencegahannya
Dilansir dari FamilyEducation, berikut beberapa gejala tantrum pada anak yang perlu orangtua ketahui:
Jika anak menunjukkan gejala tantrum seperti yang disebutkan di atas, orangtua sebaiknya berusaha menenangkan si kecil, misalnya dengan mengalihkan perhatiannya atau memberikan pelukan.
Baca juga: 7 Langkah Sederhana Mengatasi Tantrum pada Balita
Disarikan dari Verywell Family, berikut beberapa penyebab anak mengalami tantrum:
Terkadang penyebab tantrum pada anak bisa karena ia merasa sangat lapar atau telat makan. Dengan ini, orangtua dapat meredakan emosi si kecil dengan memberikan makanan atau kudapan sesuai keinginannya.
Anak mungkin sulit menyampaikan kepada ayah atau ibunya bahwa ia merasa lelah. Alhasil, ia akan mengamuk, berteriak, atau menangis.
Jika tantrum dipicu karena kelelahan, anak mungkin tampak bergerak lebih lamban, mudah tersinggung atau menolak melakukan aktivitas apa pun.
Anak yang mendapat stimulasi berlebihan bisa merasa terganggu dan akhirnya tantrum.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.