Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Penyebab Tantrum pada Anak, Termasuk Masalah Kesehatan Mental

Kompas.com - 29/09/2023, 10:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Para orangtua mungkin sudah familiar dengan tantrum pada anak. Akan tetapi, anak tantrum sering membuat ayah atau ibu kewalahan terutama jika belum mengetahui alasan si kecil mengamuk dan berteriak.

Penyebab tantrum yang umum adalah, kelaparan, lelah, terlalu banyak distimulasi, hingga frustrasi. Selain itu, masalah psikologi seperti gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif (ADHD) juga dapat menjadi penyebab tantrum.

Sebelum menyimak penyebabnya, ketahui dahulu beberapa gejala tantrum pada anak berikut.

Baca juga: Mengenal Tantrum pada Balita, Gejala, Penyebab, sampai Pencegahannya

Apa gejala tantrum pada anak?

Dilansir dari FamilyEducation, berikut beberapa gejala tantrum pada anak yang perlu orangtua ketahui:

  1. Sulit diajak berkomunikasi: anak yang tantrum umumnya kesulitan menyampaikan keinginannya kepada ayah, ibu, atau orang dewasa di dekatnya
  2. Menunjukkan tanda-tanda fisik, seperti menggedor-gedor mainan, melempar benda, atau mengangkat tangan karena frustrasi atau kesal
  3. Si kecil berteriak atau meninggikan suaranya
  4. Memukul, menendang, dan bahkan menggigit teman atau orangtuanya
  5. Rentang perhatian yang terbatas atau sulit fokus, sehingga saat diajak bicara atau ditenangkan justru meledak-ledak
  6. Tampak tidak bisa mengendalikan emosinya
  7. Menahan napas dan tampak tegang, terutama ketika sedang menghadapi emosi yang terlalu besar
  8. Menangis dan tampak sedih

Jika anak menunjukkan gejala tantrum seperti yang disebutkan di atas, orangtua sebaiknya berusaha menenangkan si kecil, misalnya dengan mengalihkan perhatiannya atau memberikan pelukan.

Baca juga: 7 Langkah Sederhana Mengatasi Tantrum pada Balita

Apa saja penyebab tantrum?

Disarikan dari Verywell Family, berikut beberapa penyebab anak mengalami tantrum:

  • Anak kelaparan

Terkadang penyebab tantrum pada anak bisa karena ia merasa sangat lapar atau telat makan. Dengan ini, orangtua dapat meredakan emosi si kecil dengan memberikan makanan atau kudapan sesuai keinginannya.

  • Anak merasa lelah

Anak mungkin sulit menyampaikan kepada ayah atau ibunya bahwa ia merasa lelah. Alhasil, ia akan mengamuk, berteriak, atau menangis.

Jika tantrum dipicu karena kelelahan, anak mungkin tampak bergerak lebih lamban, mudah tersinggung atau menolak melakukan aktivitas apa pun.

  • Overstimulasi

Anak yang mendapat stimulasi berlebihan bisa merasa terganggu dan akhirnya tantrum.

Overstimulasi bisa karena cahaya lampu kamar yang terlalu terang atau suara keras. Jika hal ini terjadi, mereka mungkin menutup mata atau menutup telinga dengan tangan.

  • Frustrasi

Frustrasi adalah alasan utama banyak balita mengamuk. Hal ini bisa dipicu oleh penolakan dari orangtua, teguran, atau saat diabaikan oleh ayah dan ibunya.

Baca juga: Apakah Tantrum Normal Terjadi pada Anak?

  • Anak butuh diperhatikan

Alasan umum lainnya mengapa banyak balita mengamuk adalah karena mereka membutuhkan perhatian kedua orangtuanya.

Mereka mungkin ingin Anda meluangkan sedikit waktu untuk bermain atau sesekali memanjakannya.

  • Kecemasan

Beberapa anak mungkin didiagnosis menderita gangguan kecemasan atau kecemasan akibat stres dan/atau trauma.

Selain mengamuk, tantrum pada anak yang disebabkan karena kecemasan ditandai dengan sulit tidur atau terbangun karena mimpi buruk di malam hari.

  • Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (ADHD)

ADHD adalah kondisi umum yang menyerang anak-anak segala usia dan sering kali tidak terdiagnosis. 

Beberapa gejala ADHD yang paling umum termasuk hiperaktif, impulsif, dan kurang perhatian. Karena itu, ADHD bisa menjadi gangguan mental penyebab tantrum pada anak. 

Seorang anak dengan ADHD seringkali akan merasa frustasi ketika menghadapi situasi yang memicu gejala kondisinya dan hal ini dapat menyebabkan tantrum atau mengamuk.

Baca juga: 4 Penyebab Tantrum pada Orang Dewasa

  • Autisme

Anak yang mengidap autisme mengalami kesulitan dalam menerima rangsangan sensorik yang berlebihan. Karena itu, si kecil sebaiknya tidak berada di tempat dengan cahaya lampu yang terlalu terang atau suara keras agar tidak membuatnya frustrasi dan kewalahan.

Mengenali penyebab tantrum penting dilakukan orangtua untuk mengetahui cara meredakan emosi anak yang meledak-ledak.

Anak-anak yang mengalami tantrum akibat masalah kesehatan mental seperti kecemasan, ADHD, dan autisme sebaiknya menjalani konsultasi atau terapi sesuai anjuran dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau