KOMPAS.com - Keguguran atau dalam bahasa medis disebut dengan aborsi spontan adalah kondisi berhentinya kehamilan atau perkembangan janin sebelum mencapai 20 minggu.
Keguguran umumnya ditandai dengan pendarahan, kram perut yang tak kunjung reda, dan adanya jaringan yang keluar dari vagina.
Namun, pada jenis tertentu keguguran mungkin tidak ditandai dengan nyeri perut maupun pendarahan sehingga ibu hamil tidak menyadari akan kondisinya.
Oleh karena itu, untuk mewaspadai kondisi ini, Anda mungkin perlu mengetahui jenis-jenis keguguran pada ibu hamil berikut.
Baca juga: 6 Penyebab Keguguran Saat Hamil Muda, Pantang Diabaikan
Disarikan dari Yankes Kemkes dan Cleveland Clinic, berikut enam jenis keguguran yang perlu diwaspadai ibu hamil:
Keguguran lengkap atau abortus komplet adalah jenis keguguran yang ditandai dengan semua jaringan atau janin yang luruh keluar dari rahim.
Pada keguguran lengkap, wanita akan mengalami pendarahan vagina serta nyeri perut seperti akan melahirkan.
Abortus komplet biasanya tidak memerlukan prosedur kuretase untuk mengeluarkan jaringan atau janin dari dalam kandungan karena luruh dengan sendirinya dari mulut rahim.
Abortus inkomplet atau keguguran tidak lengkap ditandai dengan perdarahan berat pada vagina, kram hebat, disertai dengan keluarnya plasenta atau janin yang luruh.
Akan tetapi, pada abortus inkomplet sebagian jaringan atau plasenta tidak langsung luruh melalui vagina sehingga diperlukan prosedur kuretase untuk membersihkan sisa-sisanya agar tidak terjadi komplikasi.
Abortus insipiens atau keguguran yang tidak bisa dihindari ditandai dengan perdarahan, kram perut, dan pembukaan jalan lahir. Meski begitu, janin masih utuh dan berada di dalam rahim.
Namun karena telah terjadi pembukaan jalan lahir atau leher rahim, keguguran tetap tidak dapat dihindari.
Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Saat Mengalami Keguguran?
Ancaman abortus atau ancaman keguguran adalah kondisi ketika ibu hamil mengalami pendarahan dan kram panggul ringan, tetapi tidak terjadi pembukaan leher rahim atau jalan lahir.
Kehamilan biasanya berlanjut tanpa masalah atau kondisi medis. Meski demikian, ibu hamil tetap perlu menjalani pemeriksaan medis yang dilakukan oleh dokter spesialis kandungan.
Berbeda dari jenis lain, missed abortion atau keguguran yang terlewatkan terjadi karena janin tidak berkembang atau kehamilan kosong (blighted ovum).
Missed abortion tidak menimbulkan gejala seperti keguguran pada umumnya sehingga ibu yang mengalaminya sering tidak sadar bahwa dirinya hamil ataupun mengalami abortus.
Keguguran berulang adalah kondisi ketika terjadi seorang wanita mengalami keguguran sebanyak dua kali atau lebih. Keguguran tersebut biasanya terjadi berturut-turut atau beruntun.
Ada beberapa penyebab keguguran berulang di antaranya, kelainan genetik yang disebut dengan antifosfolipid, masalah terkait darah, gangguan hormon, rahim bermasalah, dan pola hidup tidak sehat seperti penggunaan alkohol atau penyalahgunaan psikotropika.
Dengan mengetahui macam-macam jenis keguguran, ibu hamil dapat lebih mewaspadai kondisinya. Apabila mengalami kondisi atau gejala keguguran, ibu hamil dianjurkan segera ke rumah sakit.
Baca juga: 10 Faktor Risiko Keguguran, Temasuk Kondisi Ayah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.