Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Dampak Silent Treatment pada Kesehatan dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 03/11/2023, 09:04 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Silent treatment adalah penolakan dari seseorang untuk melakukan komunikasi secara verbal dengan orang lain.

Silent treatment dapat dilakukan dalam semua jenis hubungan, baik hubungan romantis dan hubungan di dalam keluarga.

Tindakan ini bisa digolongkan sebagai kekerasan emosional yang digunakan untuk mengontrol atau memanipulasi orang lain sehingga dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental, seperti menurunkan rasa percaya diri dan memicu rasa marah.

Untuk itu, ketahui dampak silent treatment pada kesehatan dan cara mengatasinya berikut ini.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Silent Treatment dan Dampaknya untuk Kesehatan Mental

Dampak silent treatment pada kesehatan mental

Disarikan dari PsychCentral dan Healthline, berikut adalah dampak silent treatment pada kesehatan mental yang perlu diketahui.

  • Merusak kepercayaan

Silent treatment yang dilakukan bisa jadi merupakan sebuah bentuk penolakan yang dapat merusak rasa percaya Anda dan pasangan atau pihak lainnya.

Perilaku ini dapat merusak ekspektasi yang dimiliki sehingga tidak percaya lagi dengan tindakan apapun yang dilakukan di kemudian hari.

  • Memicu rasa benci

Silent treatment dapat menimbulkan anggapan bahwa tindakan yang diterima merupakan tindakan yang tidak adil.

Kondisi ini akan memicu rasa benci seiring dengan berjalannya waktu sehingga dapat merusak hubungan yang dijalani.

Baca juga: 3 Penyebab dan Cara Menghadapi Silent Treatment dalam Keluarga

  • Mengurangi keintiman

Rasa percaya yang rusak dan kebencian yang muncul dapat membuat hubungan yang dijalani menjadi semakin renggang.

Jarak dalam hubungan tersebut akan mengurangi keintiman, baik secara fisik maupun emosional.

  • Memicu masalah kesehatan mental dan fisik

Silent treatment bisa jadi merupakan bentuk kekerasan emosional yang digunakan untuk mengontrol dan memanipulasi orang lain.

Jika dilakukan dalam jangka panjang, silent treatment dapat memicu terjadi masalah kesehatan mental dan fisik, seperti depresi, sindrom kelelahan kronis, dan fibromyalgia.

Silent treatment terkadang dilakukan ketika seseorang tidak memiliki kemampuan bahasa yang baik dan ingin menghindari masalah yang lebih serius.

Namun, silent treatment juga bisa dilakukan untuk mengontrol atau memanipulasi pihak lainnya sehingga bisa berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental.

Baca juga: 7 Cara Menghadapi Silent Treatment dalam Hubungan

Cara mengatasi silent treatment

Silent treatment yang dilakukan dapat berdampak negatif pada kesehatan, baik kesehatan fisik dan mental.

Ada beberapa cara mengatasi silent treatment yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampaknya dan mendorong terjadinya komunikasi yang sehat, seperti:

  • Memberikan waktu pada orang yang melakukan silent treatment untuk mengelola pikiran dan perasaannya
  • Menggunakan pilihan kata yang tepat sebagai sinyal untuk memulai komunikasi, seperti “aku” atau “kita”
  • Memahami penyebab silent treatment yang dilakukan sehingga bisa menghadapinya jika muncul permasalahan yang serupa
  • Mencari solusi bersama-sama agar bisa menyelesaikan konflik serupa di kemudian hari

Memahami dampak silent treatment pada kesehatan sangatlah penting agar bisa menghadapinya di kemudian hari.

Meskipun begitu, silent treatment yang dilakukan untuk memanipulasi atau mengontrol orang lain merupakan bentuk kekerasan emosional yang perlu diatasi secara medis dengan bantuan profesional, seperti psikiater.

Baca juga: 9 Dampak Silent Treatment dalam Hubungan dan Cara Menghadapinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau