KOMPAS.com – Radjak Hospital Purwakarta mengembangkan layanan unggulan untuk meningkatkan akses dan mutu layanan kesehatan. Salah satunya lewat layanan metode minimal invasif yang efektif dapat meringankan nyeri tetapi minim efek samping.
Edukasi mengenai metode tersebut dijelaskan oleh Dokter Spesialis Ortopedi Radjak Hospital Purwakarta dr Boby Harul Priono, SpOT, AIFO-K, CIPS.
“Metode ini efektif dilakukan pada pain intervention dengan sayatan yang minimal atau bahkan tanpa sayatan dan tanpa operasi. Dengan metode tersebut, pasien akan lebih nyaman karena tidak merasa kesakitan pascatindakan,” ujar dr Boby dalam rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (2/11/2023).
Dengan metode minimal invasif, lanut dia, pasien dapat cepat pulih dan risiko komplikasi juga bisa diminimalkan jika dibandingkan dengan open surgery.
Dokter Boby menjelaskan bahwa metode minimal invasif pada Pain Intervention ada berbagai jenis, salah satunya adalah injeksi pada kasus nyeri kronik yag memerlukan bantuan ultrasonografi (USG) dan fluoroscopy guiding.
Lalu, ada pula nerve ablation. Ini adalah prosedur untuk mengdestruksi saraf agar nyeri dapat berkurang.
Lainnya adalah nerve block, yakni mengatasi nyeri dengan cara memblokade saraf sehingga tranmsisi nyeri pada otak dapat berkurang.
Kemudian, prolotherapy atau memasukkan bahan iritatif pada tubuh untuk memacu respons penyembuhan pada tubuh.
Selanjutnya, hydrodisseksi atau melepaskan jeratan saraf dengan menggunakan cairan hydrodisseksi.
“Ada juga spinal cord stimulation, yaitu memasang alat pada saraf tulang belakang dengan menggunakn tekhnik low-voltage electrical current, dan intrathecal pump atau memasukkan pompa cairan antinyeri pada tulang belakang secara simultan,” paparnya.
Dokter Boby menjelaskan, keluhan nyeri yang umum dialami masyarakat, khususnya masyarakat di sekitar Purwakarta, di antaranya leher, bahu, punggung, hingga kaki. Ada pula nyeri yang terasa pada seluruh anggota tubuh.
“Metode minimal invasif bisa jadi solusi bagi yangs erring mengeluhkan nyeri. Pada adsarnya nyeri bisa memicu gangguan kesehatan lain, bahkan sampai menimbukan depresi. Metode ini bisa digunakan untuk meringankan nyeri leher, tangan, bahu, punggung, pinggang, dan kaki. Hampir semua nyeri pada sendi bisa ditangani (lewat metode ini),” katanya.
Meski demikian, kata dia, tidak semua bisa dilakukan dengan interpresionis. Namun, rata-rata 80 persen pasien yang mengeluhkan nyeri bisa dilakukan tindakan minimal invasif dengan suntikan atau dengan abrasi menggunakan baby USG ataupun dengan horoscopy dengan sinar.
“Tindakan minimal invasif dapat dilakukan di mana saja, termasuk di ruang poli taupun ruang operasi. Bila pasien membutuhkan pembiusan, maka bisa kami berikan. Hasilnya pun bisa dirasakan saat itu juga,” terangnya.
Ia menyebut, hampir tiap pasien berhasil dengan metode tersebut. Biasanya, setelah melakukan metode tersebut, pasien akan direhabilitasi dan dilakukan evaluasi kembali. Kalau dibutuhkan, tindakan juga bisa kembali diberikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.