Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Kesepian Jadi Ancaman Kesehatan Global

Kompas.com - 19/11/2023, 06:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa kesepian menjadi ancaman kesehatan global yang berpotensi mendesak.

Melansir Times of India pada Sabtu (18/11/2023), Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa kesepian bisa menyebabkan konsekuensi serius bagi kesehatan dan kesejahteraan.

"Tingginya tingkat isolasi sosial dan kesepian di seluruh dunia mempunyai konsekuensi serius bagi kesehatan dan kesejahteraan," kata Tedros.

Baca juga: Kenali Penyebab dan Bahaya Kesepian untuk Kesehatan

Ia juga berujar, "Orang-orang yang tidak memiliki koneksi sosial yang cukup kuat mempunyai risiko lebih tinggi terkena stroke, kecemasan, demensia, depresi, bunuh diri, dan banyak lagi.”

Risiko akibat kesepian tersebut juga diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Amerika Serikat Vivek Murthy dalam laporannya yang berjudul "Our Epidemic of Loneliness and Isolation".

Di dalamnya, Murthy menyebut bahwa kesepian lebih dari sekedar perasaan buruk karena dapat memicu kematian dini.

"Dampak kematian akibat terputusnya hubungan sosial serupa dengan dampak kematian akibat merokok hingga 15 batang sehari," terangnya.

WHO sekarang telah membentuk "Komisi Hubungan Sosial" untuk mengatasi akibat kesepian dan bahkan diharapkan dapat mencegahnya terjadi.

Baca juga: 23 Penyebab Hoarding Disorder, Termasuk Kesepian

Melansir The Guardian pada Kamis (16/11/2023), komisi internasional tersebut dipimpin oleh Murthy.

Adapun anggotanya terdiri dari 11 aktivis dan beberapa menteri dari berbagai negara, meliputi utusan anak muda Uni Afrika Chido Mpemba, menteri perubahan iklim di Vanuatu, Ralph Regenvanu, dan menteri yang bertanggung jawab atas kesepian dan isolasi di Jepang, Ayuko Kato.

“(Kesepian) melampaui batas negara dan menjadi masalah kesehatan masyarakat global yang mempengaruhi setiap aspek kesehatan, kesejahteraan, dan pembangunan,” kata Mpemba.

Ia pun menambahkan bahwa isolasi sosial yang membuat seseorang mengalami kesepian tidaklah mengenal batas usia dan negara.

Pada orang tua, kesepian dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia sebesar 50 persen dan peningkatan risiko penyakit arteri koroner atau stroke sebesar 30 persen.

Baca juga: Waspadai, Kesepian Lebih Bahaya Daripada Merokok 15 Batang Sehari

Sementara menurut penelitian yang dipublikasi di BMJ Research Forum pada Februari 2022, antara 5-15 persen remaja di dunia juga mengalami kesepian.

Di Afrika, 12,7 persen remaja mengalami kesepian dibandingkan 5,3 persen di Eropa.

Pada remaja yang mengalami kesepian di lembaga pendidikan, lebih besar kemungkinannya untuk mereka mengalami putus sekolah.

Kemudian, disebut akibat kesepian juga dapat menyebabkan dampak ekonomi yang lebih buruk, karena merasa terputus dan tidak didukung dalam suatu pekerjaan dapat menyebabkan kepuasan kerja dan kinerja yang rendah.

“Kami percaya bahwa penting untuk mendefinisikan kembali narasi seputar kesepian, khususnya bagi kelompok rentan yang terpinggirkan oleh kesenjangan digital,” ujar Mpemba.

"Masalah-masalah ini tidak berdampak pada satu negara saja. Ini (kesepian) adalah ancaman kesehatan masyarakat yang kurang dihargai,” pungkas Murthy.

Baca juga: 7 Kegiatan Positif untuk Usir Depresi dan Kesepian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau