KOMPAS.com - Kasus pneumonia di China mengalami pelonjakan. Komisi Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan kenaikan kasus pneumonia pada Senin, (13/11/2023).
Wabah pneumonia yang menyerang banyak anak di China, bukan disebabkan oleh virus atau bakteri baru seperti COVID-19.
Baca juga: Kasus Pneumonia di China Meningkat, Begini Tanggapan Kemenkes
Penyebab pneumonia di China yaitu karena patogen yang sudah ada, seperti bakteri Mycoplasma pneumonia, influenza, respiratory syncytial virus, dan adenovirus.
Untuk mengetahui lebih lanjut macam-macam penyebab kasus pneumonia di China, simak penjelasan berikut.
Menurut Komisi Kesehatan Nasional China, kenaikan kasus pneumonia disebabkan oleh beberapa patogen saluran pernapasan, yaitu:
Penyebab pneumonia yang pertama adalah bakteri Mycoplasma pneumonia.
Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Mycoplasma pneumonia adalah bakteri yang dapat menyerang sistem pernapasan, mulai dari tenggorokan, batang tenggorokoan atau trakea, dan paru-paru.
Mycoplasma pneumonia dapat menyebar dari penderita ke orang lain melalui droplets, seperti percikan cairan saat bersin.
Anak-anak di bawah usia 5 tahun yang terkena infeksi Mycoplasma pneumonia mungkin menunjukkan gejala, seperti bersin, hidung tersumbat atau berair, sakit tenggorokan, mata berair, mengi, muntah, dan diare.
Dalam 1-4 minggu setelah terinfeksi bakteri Mycoplasma pneumonia, anak berisiko mengalami pneumonia.
Gejala pneumonia pada anak akibat bakteri Mycoplasma pneumonia, antara lain demam dan menggigil, batuk, kelelahan, dan sesak napas.
Baca juga: 9 Penyebab Anak Demam Hanya di Kepala, Termasuk Pneumonia
Penyebab pneumonia berikutnya adalah virus influenza.
Dikutip dari laman American Lung Association, virus influenza juga termasuk penyebab pneumonia, terutama pada anak-anak, lansia terutama yang tinggal di panti jompo, dan ibu hamil.
Kasus pneumonia akibat influenza memang tidak sebanyak akibat bakteri Mycoplasma pneumonia. Akan tetapi, pneumonia akibat influenza cenderung lebih parah dan mengancam jiwa.
Untuk itu selain mendapatkan imunisasi PCV untuk mencegah pneumonia, Anda mungkin perlu vaksin influenza setiap tahunnya.
Dilansir dari Cleveland Clinic, respiratory syncytial virus (RSV) adalah virus pernapasan musiman yang sangat menular dan paling sering menyerang anak-anak.
RSV dapat memicu gangguan dan gagal napas. Apabila tidak segera ditangani RSV dapat berkembang menjadi pneumonia dan bronkitis.
Adenovirus adalah sekelompok virus yang bisa menyerang sistem pernapasan, mata, dan saluran pencernaan.
Dilansir dari WebMD, adenovirus merupakan penyebab umum demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, diare, dan mata merah.
Kelompok yang rentan terkena adenovirus adalah anak-anak. Meski demikian, infeksi ini juga dapat terjadi pada orang dewasa.
Jika infeksi adenovirus terjadi pada sistem pernapasan, penderita umumnya mengalami gejala terkait flu, termasuk batuk, demam, pilek, sakit tenggorokan, dan radang paru-paru atau pneumonia.
Selain penyebab di atas, faktor lain yang memicu lonjakan kasus pneumonia di China yaitu kondisi udara akibat musim dingin.
Baca juga: Punya Gejala yang Mirip, Berikut Beda Asma dan Pneumonia