KOMPAS.com - Batuk yang tidak kunjung sembuh yang disertai dengan rasa nyeri di dada bisa menjadi gejala pneumonia.
Dilansir dari Johns Hopkins Medicine, pengobatan pneumonia perlu disesuaikan akar penyebab pneumonia.
Baca juga: Mengenal Gejala Pneumonia dan Kapan Harus ke Dokter
Di beberapa kasus, pneumonia ringan biasanya bisa diobati di rumah. Namun, untuk kasus pneumonia parah, penderita memerlukan tindakan medis dan dirawat di rumah sakit. Ketahui cara mengobati pneumonia berikut ini.
Ada beberapa cara mengobati pneumonia secara alami, perawatan medis, atau dengan obat. Disarikan dari Mayo Clinic, Healthline, dan Cleveland Clinic, berikut beberapa di antaranya:
Antibiotik adalah jenis obat pneumonia yang disebabkan oleh bakteri. Sebelum memberikan obat antibiotik, dokter biasanya akan memeriksa jenis bakteri penyebab pneumonia, sehingga bisa diberikan jenis antibiotik yang paling tepat.
Hindari sembarangan minum antibiotik tanpa petunjuk dari dokter. Apabila sembarangan diminum, penderita bisa mengalami resistensi antibiotik. Kondisi ini membuat bakteri kebal obat dan penyakit infeksi bakteri lebih susah diobati.
Pemberian obat batuk akan meringankan gejala batuk-batuk yang muncul, sehingga penderita bisa beristirahat dengan baik. Penggunaan obat batuk yang banyak dijual secara bebas juga diperbolehkan asalkan penggunaannya disesuaikan dengan dosis yang dianjurkan.
Jika gejala yang muncul adalah demam dan nyeri, maka mengonsumsi aspirin, ibuprofen, dan paracetamol disarankan untuk mengurangi demam dan rasa tidak nyaman yang muncul.
Pengobatan antijamur akan diberikan untuk mengobati pneumonia yang disebabkan oleh infeksi jamur.
Baca juga: 4 Penyebab Pneumonia Komunitas yang Perlu Diwaspadai
Pneumonia yang disebabkan oleh virus biasanya bisa sembuh sendiri dan tidak perlu diobati dengan obat tertentu.
Namun, terkadang dokter juga akan memberikan beberapa obat pneumonia untuk mengurangi gejala penyakit dan mempercepat penyembuhan. Obat antivirus tersebut di antaranya oseltamivir, zanamivir, atau peramivir.
Pneumonia bisa menyebabkan rasa sesak dan kesulitan bernapas. Dokter biasanya menganjurkan penderita menjalani terapi oksigen untuk mengurangi gejala sesak napas.
Pemberian cairan infus melalui nadi akan dilakukan ketika penderita mengalami atau untuk menghindari dehidrasi.
Pneumonia terkadang bisa memicu munculnya cairan di antara paru-paru dan dinding dada, sehingga cairan ini perlu dikosongkan. Cara mengosongkan cairan ini biasanya dengan pemasangan kateter atau melalui prosedur operasi.
Perlu diingat, cara mengobati pneumonia di atas dilakukan setelah dokter mengetahui jenis pneumonia yang menyerang.
Baca juga: Mengenal Apa itu Pneumonia, Penyebab, dan Gejalanya