KOMPAS.com - Pneumonia adalah penyakit terkait saluran pernapasan yang menjadi momok bagi anak-anak karena dapat mengakibatkan kematian.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pneumonia merupakan penyebab kematian anak di bawah lima tahun atau balita nomor satu di dunia.
Lebih dari satu juta anak meninggal karena pneumonia setiap tahunnya atau setiap menit ada 2 anak yang meninggal karena penyakit ini.
Baca juga: 4 Cara Mencegah Pneumonia pada Anak Menurut Dokter
Ketika seorang anak menderita pneumonia, kantung-kantung udara di paru-paru (alveoli) dipenuhi dengan nanah dan cairan yang membuat pernapasan terasa sakit.
Alveoli yang mengandung nanah dan cairan juga membatasi asupan oksigen sehingga jika tidak ditangani dapat menyebabkan pasien meninggal.
Orangtua mungkin tidak menyadari bahwa anaknya menderita pneumonia. Hal itu karena beberapa gejala pneumonia mirip dengan gangguan pernapasan lain. Namun, Anda harus mewaspadai beberapa gejala berikut dan segera bawa si kecil ke fasilitas layanan kesehatan.
Pneumonia disebabkan oleh beberapa agen infeksi, termasuk virus, bakteri dan jamur. Beberapa penyebab yang paling umum adalah sebagai berikut.
Pneumonia dapat menular melalui udara dari percikan air ludah (batuk atau bersin) pasien atau anak-anak yang mengidap pneumonia.
Selain itu, pneumonia dapat menyebar melalui darah, terutama selama dan segera setelah bayi lahir.
Baca juga: Apakah Pneumonia pada Anak Menular?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan beberapa cara mencegah pneumonia pada anak, antara lain:
Di Indonesia disebut dengan DPT-HB-HIB untuk mencegah 6 penyakit, yakni Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, serta Pneumonia (radang paru) dan Meningitis (radang selaput otak).
Imunisasi PCV akan memberikan perlindungan yang efektif untuk bayi dan anak-anak terhadap penyakit pneumonia atau radang paru akibat infeksi bakteri pneumokokus.
Saat ini, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan memberikan imunisasi PCV pada anak secara gratis.
Pelayanan imunisasi PCV ini dilakukan di posyandu, puskesmas maupun fasilitas pelayanan kesehatan lainnya seperti rumah sakit, klinik, praktik mandiri dokter, praktik mandiri bidan, dan fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang memberikan layanan imunisasi.