Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Penyebab Galaktorea yang Membuat Payudara Keluarkan ASI Tiba-tiba

Kompas.com - 03/12/2023, 21:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Ria Apriani Kusumastuti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Umumnya, ASI atau air susu ibu akan keluar saat seorang wanita mengandung atau baru saja melahirkan.

Namun, dalam kasus tertentu ASI juga bisa keluar tanpa adanya kehamilan atau persalinan, yang dikenal dengan istilah galaktorea.

Ternyata, kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti peningkatan hormon prolaktin dan konsumsi obat-obatan tertentu.

Untuk lebih jelasnya, ketahui penyebab galaktorea berikut ini.

Baca juga: 7 Makanan untuk Meningkatkan Produksi ASI

Penyebab galaktorea

Dilansir dari Cleveand Clinic,  galaktorea terjadi ketika payudara tiba-tiba memproduksi susu atau keluar cairan seperti susu.

Cairan seperti susu ini bisa keluar dengan sendirinya atau saat disentuh. Jadi, galaktorea tidak berhubungan dengan produksi ASI pada masa menyusui atau kehamilan.

Galaktorea sendiri bukanlah suatu penyakit, namun bisa jadi merupakan tanda adanya masalah kesehatan tertentu.

Galaktorea umumnya terjadi pada wanita usia subur, yakni antara 20 hingga 35 tahun.

Disarikan dari Very Well Health, berikut adalah beberapa penyebab galaktorea yang perlu diketahui.

  • Mengalami peningkatan hormon prolaktin

Galaktorea terjadi akibat peningkatan kadar prolaktin yang tidak normal. Prolaktin adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak.

Kelenjar pituitari adalah bagian dari sistem neuroendokrin yang berfungsi mengatur banyak fungsi tubuh dan salah satunya adalah mengatur pertumbuhan dan perkembangan payudara.

Prolaktin juga bertanggung jawab untuk produksi ASI atau laktasi setelah Anda melahirkan.

Saat Anda tidak sedang hamil atau menyusui, galaktorea biasanya menandakan bahwa Anda mengalami peningkatan kadar prolaktin yang tidak normal.

Peningkatan kadar prolaktin dapat menghambat pelepasan hormon pelepas gonadotropin (GnRH) yang merupakan hormon untuk mengatur siklus menstruasi.

Jadi, wanita yang mengalami galaktorea juga memiliki kemungkinan yang besar untuk mengalami menstruasi yang tidak teratur.

Baca juga: 3 Perbedaan Mastitis dan Abses Payudara yang Perlu Diketahui

  • Mengalami efek samping obat tertentu

Galaktorea sering kali disebabkan oleh jenis obat tertentu yang memengaruhi keseimbangan prolaktin di dalam tubuh.

Obat-obatan ini mengganggu kadar dopamin, hormon yang menghambat pelepasan prolaktin, atau secara langsung merangsang kelenjar pituitari untuk memproduksi prolaktin.

Jenis obat yang dapat menyebabkan galaktorea, yakni antipsikotik, antidepresan, antihipertensi, kontrasepsi oral, dan opioid.

Jika Anda sedang menjalani salah satu golongan obat tersebut dan mengalami galaktorea, kemungkinan besar penyebabnya adalah obat yang dikonsumsi.

Baca juga: 8 Gejala Mastitis yang Perlu Diwaspadai

  • Mengidap tumor hipofisis

Kelenjar pituitari terletak di dasar otak yang merupakan bagian dari sistem neuroendokrin tubuh.

Kelenjar ini menghasilkan prolaktin, hormon yang bertanggung jawab untuk memproduksi susu pada wanita menyusui.

Tumor yang timbul di kelenjar hipofisis mengakibatkan peningkatan kadar prolaktin yang merupakan suatu kondisi yang dikenal dengan hiperprolaktinemia.

Peningkatan kadar prolaktin akibat tumor hipofisis akan menyebabkan galaktorea dan amenore, atau tidak adanya periode menstruasi.

  • Merasa stres

Stres kronis juga bisa menyebabkan galaktorea.

Pasalnya, stres kronis akan menyebabkan perubahan pada tubuh yang dapat mengakibatkan peningkatan kadar prolaktin atau hormon laktasi.

  • Mengalami peningkatan stimulasi payudara

Sstimulasi payudara yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko galaktorea.

Stimulasi puting yang berulang dan intens, bahkan saat Anda tidak sedang hamil atau menyusui, dapat memicu perubahan hormonal yang mengakibatkan peningkatan kadar prolaktin dan galaktorea.

Memahami penyebab galaktorea di atas sangatlah penting karena kondisi ini dapat dialami oleh wanita yang memiliki usia subur.

Meskipun begitu, Anda yang merasa khawatir mengenai kondisi payudara yang dimiliki diimbau untuk tidak melakukan diagnosis pribadi dan segera mencari bantuan medis.

Baca juga: Apakah Mastitis Berbahaya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com