Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Efek Gula Darah Tinggi pada Anak? Berikut Penjelasannya...

Kompas.com - 11/01/2024, 09:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

Sumber Healthline,NHS,

KOMPAS.com - Gula darah tinggi tidak hanya membahayakan kesehatan orang dewasa. Anak-anak juga berisiko mengalami penyakit kronis jika kadar gula darahnya terlalu tinggi.

Gula darah tinggi pada anak bisa dipicu oleh beberapa faktor, seperti mengonsumsi pola makan tinggi karbohidrat, konsumsi makanan dan minuman manis berlebihan, mengidap penyakit flu, dan jarang olahraga.

Efek gula darah tinggi pada anak bisa mengakibatkan diabetes dan jika tidak ditangani dengan tepat bisa memicu kerusakan organ penting, seperti mata dan ginjal.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai efek gula darah tinggi pada anak, simak penjelasan berikut.

Baca juga: 7 Ciri-ciri Gula Darah Tinggi pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Apa efek gula darah tinggi pada anak?

Efek gula darah tinggi pada anak sering kali tidak disadari. Sebagian anak baru mengetahui bahwa kadar gula darahnya mengalami kenaikan setelah cek darah.

Padahal, ada ciri-ciri gula darah tinggi pada anak yang bisa orang tua waspadai, misalnya:

  • Rasa haus yang ekstrem
  • Anak mudah lapar
  • Peningkatan frekuensi urine
  • Anak merasa sangat lelah
  • Gangguan penglihatan
  • Penurunan berat badan secara tiba-tiba.

Dilansir dari Healthline, efek gula darah tinggi pada anak yaitu menyebabkan hiperglikemia yang seiring waktu memicu penyakit kronis, yaitu diabetes.

Kadar glukosa darah yang tinggi pada anak bisa menyebabkan resistensi insulin atau kondisi ketika tubuh tidak dapat menggunakan hormon insulin untuk mengatur kadar gula darah.

Akibatnya, akan terjadi penumpukan kadar gula darah pada tubuh anak dan memicu pra-diabetes dan diabetes tipe 2.

Baca juga: 8 Minuman Pantangan Saat Kadar Gula Darah Tinggi, Termasuk Jus Buah

Gejala klinis diabetes tipe 2 hampir sama dengan tanda anak memiliki gula darah tinggi, misalnya si kecil banyak makan, minum, dan sering kencing.

Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), gejala diabetes akibat gula darah tinggi lainnya, seperti berat badan turun, lemah, mengompol, infeksi jamur, luka yang sulit sembuh, pengelihatan kabur, kulit yang sering terasa gatal-gatal dan kering, rasa kebal dan sering merasa kesemutan di kaki.

Selanjutnya, mungkin saja anak dapat mengalami kegawatdaruratan dengan keluhan seperti nyeri perut, sesak napas, muntah berulang, dehidrasi, bahkan hingga penurunan kesadaran.

Anak yang menderita diabetes akibat gula darah tinggi perlu mendapat penanganan tepat yang dipandu oleh dokter spesialis anak.

Pasalnya, diabetes jangka panjang bisa menyebabkan komplikasi yang merusak organ tubuh, seperti mata, ginjal, kaki, dan pembuluh darah.

Selain itu menyebabkan diabetes tipe 2 atau diabetes melitus pada anak, gula darah tinggi juga bisa memabahayakan anak yang mengidap diabetes tipe 1.

Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun ketika kadar insulin rendah akibat kerusakan sel beta di pankreas.

Baca juga: Ketahui Cara Mengontrol Gula Darah Anak agar Terhindar dari Diabetes

Dilansir dari NHS, kadar gula darah yang tinggi pada anak pengidap diabetes tipe 1 bisa memicu masalah serius yang disebut ketoasidosis diabetikum (DKA).

DKA adalah kondisi ketika tubuh memecah lemak untuk dijadikan sumber energi akibat tubuh tidak merespons insulin. Hal ini menyebabkan penumpukan asam (keton) dalam darah yang mengancam jiwa.

Dengan memahami efek gula darah tinggi pada anak, orangtua dapat lebih waspada dan mengajak anak untuk menjalani gaya hidup sehat, mulai dari mejaga pola makan, olahraga, dan cek kesehatan berkala, termasuk memeriksa kadar gula darah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau