KOMPAS.com - Beberapa pria menahan sperma yang akan keluar agar durasi bercinta dapat berlangsung lebih lama. Lantas, apakah boleh menahan sperma yang akan keluar saat berhubungan intim?
Menahan sperma yang akan keluar sebetulnya bermanfaat untuk mencegah dan mengatasi ejakulasi dini serta meningkatkan kekuatan otot.
Baca juga: Sperma Keluar dari Vagina Setelah Berhubungan Intim, Apa Bisa Hamil?
Akan tetapi, menahan sperma keluar atau menunda ejakulasi bisa menyebabkan penumpukan darah sementara di testis.
Untuk mengetahui lebih lanjut apakah boleh menahan sperma yang akan keluar, simak penjelasan berikut.
Belum ada bukti ilmiah terkait boleh atau tidak menahan sperma yang akan keluar saat berhubungan intim, maupun masturbasi.
Menurut penelitian, air mani dan sperma yang tidak langsung dikeluarkan akan keluar dengan sendirinya melalui urine.
Namun, Anda perlu tahu bahwa menahan sperma dapat memberi efek positif dan negatif pada pria.
Dilansir dari Healthline, menahan sperma yang akan keluar bisa bermanfaat bagi kesehatan mental, misalnya meningkatkan rasa percaya diri, mengatasi depresi atau kecemasan, dan menguatkan otot.
Manfaat menunda sperma keluar juga dapat meningkatkan kualitas hubungan seksual karena menambah durasi seks atau mendapatkan orgasme yang lebih intens.
Teknik menahan sperma yang akan keluar juga digunakan untuk mencegah dan mengatasi ejakulasi dini.
Baca juga: 4 Makanan Penyebab Kualitas Sperma Turun
Untuk diketahui, ejakulasi dini adalah kondisi ketika sperma keluar dalam waktu kurang dari satu menit setelah penetrasi.
Dilansir dari Verywell Health, penderita ejakulasi dini yang ingin mencoba teknik menahan sperma bisa memulainya dengan menghentikan aktivitas seks sementara begitu merasakan tanda-tanda orgasme.
Setelat itu, pria dapat meremas ujung penis hingga keinginan ejakulasi hilang.
Menunda atau menahan air mani dan sperma yang akan keluar bisa menyebabkan hipertensi epididimis atau blue balls
Hipertensi epididimis menyebabkan pria merasakan rangsangan atau bisa melakukan aktivitas seksual, namun tidak mengalami orgasme atau ejakulasi. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan darah sementara di testis.
Peningkatan tekanan darah di organ vital bisa menyebabkan perasaan tidak nyaman, seperti rasa sakit dan sensasi mengganggu.
Meski memicu rasa sakit, kondisi tersebut biasanya hanya bersifat sementara dan bisa mereda dengan sendirinya.
Efek menahan sperma juga bisa menyebabkan ejakulasi retrogade. Pada kondisi ini, air mani dan sperma tidak dikeluarkan melalui penis, melainkan masuk ke dalam kandung kemih.
Ejakulasi retrogade lama-kelamaan bisa mengakibatkan gangguan kesuburan atau infertilitas pada pria.
Baca juga: 7 Penyebab Sperma Sedikit dan Cara Mengatasinya
Dengan menyimak penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa menahan sperma yang akan keluar mungkin boleh dilakukan karena bisa membantu mengatasi dan mencegah ejakulasi dini.
Namun menunda sperma keluar bisa mengakibatkan efek negatif pada organ vital yaitu memicu risiko hipertensi epididimis dan ejakulasi retrogade.
Jadi, untuk memastikan keamanannya, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis urologi.