Limbah dan sedikit cairan yang meninggalkan ginjal disebut urine. Urine meninggalkan tubuh setelah disimpan sementara di kandung kemih.
Hormon yang dikenal sebagai hormon antidiuretik (ADH) atau juga disebut vasopresin diperlukan untuk mengembalikan cairan yang disaring oleh ginjal ke aliran darah.
ADH dibuat di bagian otak yang disebut hipotalamus. Kemudian disimpan di kelenjar pituitari, kelenjar kecil yang ditemukan di dasar otak.
Kondisi yang menyebabkan otak memproduksi terlalu sedikit ADH atau kelainan yang menghalangi efek ADH menyebabkan tubuh memproduksi terlalu banyak urine.
Baca juga: 4 Penyakit Mata yang Harus Diwaspadai Penderita Diabetes
Menurut WebMD, diabetes melitus dan diabetes insipidus memiliki gejala yang mirip, tetapi hal yang mendasari berbeda.
Dengan diabetes insipidus, Anda mungkin merasa sangat lelah karena dehidrasi. Mungkin juga karena Anda kekurangan elektrolit, seperti natrium, kalium, atau kalsium, yang hilang bersama urin.
Jika Anda menderita diabetes melitus, Anda mungkin merasa sangat lelah ketika kadar gula darah Anda terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Diabetes insipidus membuat Anda merasa sangat haus karena begitu banyak cairan yang keluar dari tubuh Anda.
Pada penderita diabetes melitus, Anda merasa haus karena terlalu banyak glukosa dalam darah. Tubuh Anda ingin Anda minum lebih banyak air untuk mengeluarkan gula.
Dehidrasi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan penglihatan kabur, jika Anda menderita diabetes insipidus.
Pada penderita diabetes melitus, hal ini terjadi karena terlalu banyak glukosa dalam darah.
Baca juga: 4 Komplikasi Diabetes yang Paling Umum di Indonesia
Ada beberapa tes darah untuk mendiagnosis diabetes melitus.
Salah satunya adalah tes glukosa puasa. Ini adalah saat dokter mengambil darah setelah Anda tidak makan setidaknya selama 8 jam.
Tes lainnya adalah A1c atau tes hemoglobin terglikasi. Anda tidak perlu berpuasa untuk yang satu ini.
Skor Anda akan menentukan apakah Anda dapat didiagnosis menderita pradiabetes atau diabetes.