KOMPAS.com - Penderita diabetes dianjurkan untuk berhenti merokok.
Berhenti merokok dinilai para pakar lebih dapat membantu penderita diabetes mengatasi kondisinya.
Mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC), mengatasi diabetes adalah sebuah tantangan, dan merokok membuat tantangan itu lebih sulit lagi.
Baca juga: Diabetes Bisa Jadi Penyebab Kebutaan, Kenapa Begitu?
Oleh karena itu, apa pun jenis diabetes yang Anda derita, disarankan untuk berhenti merokok. Merokok membuat diabetes lebih sulit dikendalikan.
Artikel ini selanjutnya akan mengulas secara ringkas alasan penderita diabetes harus berhenti merokok.
Namun, sebelumnya akan diterangkan secara ringkas mengenai diabetes.
Baca juga: Apa Saja yang Dirasakan oleh Penderita Diabetes? Ini Penjelasannya...
Diabetes adalah masalah kesehatan kronis (jangka panjang) yang memengaruhi cara tubuh menggunakan gula dalam darah untuk diubah menjadi energi.
Sebagian besar makanan yang dimakan seseorang diubah menjadi glukosa (sejenis gula) untuk digunakan sel-sel tubuh sebagai energi.
Proses tersebut berlangsung berkat insulin, hormon yang diproduksi oleh pankreas.
Ketika Anda menderita diabetes, tubuh Anda tidak menghasilkan cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin dengan baik.
Ketika insulin tidak cukup atau sel berhenti merespons insulin, gula dalam aliran darah menumpuk semakin tinggi.
Seiring waktu gula darah tinggi dapat memicu komplikasi diabetes yang dampaknya lebih serius, seperti penyakit jantung, penyakit ginjal, kebutaan, dan amputasi.
Baca juga: Apa Saja yang Menyebabkan Diabetes? Ini Penjelasannya...
Jika Anda menderita diabetes dan merokok, menurut CDC, Anda lebih mungkin mengalami komplikasi penyakit dibandingkan orang yang menderita diabetes dan tidak merokok.
Disari dari CDC dan GoodRx Health, berikut sembilan cara merokok memengaruhi diabetes Anda:
Merokok meningkatkan peradangan pada tubuh. Peradangan yang tidak terkontrol menyebabkan kerusakan pada sel dan jaringan.
Seiring waktu, hal ini akan memperburuk diabetes, sehingga memicu penyakit jantung dan ginjal.
Peradangan juga meningkatkan risiko terkena berbagai jenis kanker dan kondisi kesehatan lain seperti serangan jantung.
Baca juga: Gejala Awal Diabetes Seperti Apa? Ini Penjelasannya...
Insulin membantu gula darah masuk ke dalam sel, tetapi nikotin dalam rokok mengubah sel menjadi tidak merespons insulin. Sehingga, kadar gula darah akan meningkat.
Akibatnya, penderita diabetes yang merokok akan lebih sulit mengendalikan gula darahnya.
Anda juga lebih kesulitan menemukan kombinasi obat yang tepat untuk mengontrol gula darah.
Resistensi insulin terjadi ketika tubuh Anda tidak merespons insulin dengan tepat.
Bahan kimia berbahaya dalam rokok menyebabkan resistensi insulin.
Semakin banyak Anda merokok, semakin besar resistensi insulin yang bisa Anda alami.
Merokok sendiri menyebabkan gula darah tinggi, jadi ini adalah dampak ganda.
Studi menunjukkan bahwa orang yang menderita diabetes dan merokok memiliki risiko lebih tinggi mengalami kerusakan pembuluh darah akibat peradangan.
Kerusakan pembuluh darah menyebabkannya kaku. Kekakuan ini menyebabkan tekanan darah tinggi.
Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko penyakit jantung, penyakit ginjal, dan stroke.
Jika Anda juga mengalami tekanan darah tinggi, berarti Anda perlu minum lebih banyak obat dan lebih ketat mengatur pola makan agar tetap sehat.
Baca juga: Perbedaan Antara Penyakit Diabetes Melitus dan Diabetes Insipidus
Merokok dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan memperburuk diabetes. Kedua hal ini bisa memicu penyakit jantung.
Merokok juga meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL). Seiring berjalannya waktu, kolesterol tinggi meningkatkan risiko penyakit jantung.
Penyakit jantung mencakup kondisi, seperti serangan jantung, gagal jantung, dan angina.
Merokok meningkatkan gula darah dan merusak pembuluh darah Anda. Lama-kelamaan kedua hal tersebut bisa memicu kerusakan ginjal.
Ginjal bergantung pada ribuan pembuluh darah agar bisa bekerja.
Ketika pembuluh darah rusak, ginjal Anda tidak dapat melakukan tugasnya. Hal ini membuat Anda berisiko terkena penyakit ginjal diabetik, sejenis penyakit ginjal kronis.
Merokok juga meningkatkan risiko terkena kondisi mata yang berhubungan dengan diabetes, seperti retinopati diabetik, katarak, dan glaukoma.
Sebab, merokok meningkatkan gula darah Anda. Beberapa kondisi mata ini tidak ada obatnya, sehingga membuat Anda berisiko mengalami perubahan penglihatan permanen, bahkan kebutaan.
Baca juga: 10 Pilihan Makanan Terbaik untuk Penderita Diabetes
Pembuluh darah yang rusak tidak hanya kaku. Seiring waktu, mereka juga menimbulkan bekas luka.
Hal ini membuat darah lebih sulit mengalir melaluinya dan menyebabkan sirkulasi yang buruk.
Sirkulasi darah yang buruk ke tungkai dan telapak kaki Anda meningkatkan risiko infeksi dan ulkus.
Sirkulasi yang buruk dan infeksi adalah penyebab utama amputasi akibat diabetes.
Gula darah tinggi dan peradangan tidak hanya merusak pembuluh darah, tetapi juga saraf.
Kerusakan saraf ini dapat menyebabkan nyeri, mati rasa, dan kesemutan di tangan, tungkai, dan telapak kaki Anda.
Neuropati diabetik dapat menimbulkan rasa sakit dan menyulitkan Anda beraktivitas sehari-hari.
Meskipun obat-obatan dapat membantu Anda mengatasi gejala neuropati, tidak ada obat yang dapat menyembuhkannya.
Untuk diketahui bahwa segera setelah Anda berhenti merokok, tubuh Anda mulai menyembuhkan dirinya sendiri.
Dalam 20 menit, detak jantung dan tekanan darah Anda turun. Berlanjut hingga 12 jam, karbon monoksida (gas beracun dari asap rokok) dalam darah Anda turun menjadi normal.
Lalu, jika dilakukan dalam 2 minggu hingga 3 bulan, sirkulasi dan fungsi paru-paru Anda membaik. Lantas dalam setahun, risiko Anda terkena penyakit jantung adalah setengah dari risiko seseorang yang masih merokok.
Berhenti merokok juga membantu tubuh Anda menggunakan insulin dengan lebih baik, sehingga kadar gula darah Anda lebih mudah dikelola.
Baca juga: 7 Buah yang Baik untuk Penderita Diabetes
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.