Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Antara Penyakit Diabetes Melitus dan Diabetes Insipidus

Kompas.com - 26/01/2024, 20:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Diabetes melitus dan diabetes insipidus terkesan sama, tetapi keduanya berbeda.

Mengutip WebMD, kedua penyakit ini juga tidak berhubungan.

Mereka menyebabkan masalah yang berbeda dan pengobatan juga berbeda.

Baca juga: Kenali Apa Itu Diabetes Melitus, Penyebab, Gejala, dan Komplikasinya

Diabetes melitus secara sederhana sering disebut "diabetes" saja atau dikenal juga sebagai kencing manis.

Diabetes melitus adalah kondisi di mana kadar gula darah melebihi normal.

Sedangkan, diabetes insipidus adalah suatu kondisi langka yang tidak ada hubungannya dengan gula darah.

Penyakit ini terkait dengan ginjal yang memproduksi lebih banyak urine.

Artikel ini akan menunjukkan perbedaan antara kedua penyakit ini lebih lanjut dengan menjabarkan penyebab, gejala, dan diagnosisnya.

Baca juga: 7 Buah yang Baik untuk Penderita Diabetes

Apa perbedaan antara penyakit diabetes melitus dan diabetes insipidus?

  • Penyebab penyakit

Mengutip Cleveland Clinic, diabetes melitus terjadi karena pankreas tidak atau kurang menghasilkan insulin, bisa juga karena tubuh tidak merespons insulin dengan baik.

Diabetes melitus dibedakan dalam dua jenis umum, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.

Pada diabetes tipe 1, penyebabnya adalah kondisi kelainan autoimun, yang mana sistem imun tubuh menyerang sel sehat di pankreas, sehingga tidak atau kurang bisa memproduksi hormon insulin sesuai yang dibutuhkan.

Untuk diabetes tipe 2, tubuh tidak menghasilkan cukup insulin dan/atau sel-sel tubuh tidak merespons insulin secara normal.

Sering kali, diabetes tipe 2 dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat, seperti malas bergerak dan banyak makan makanan olahan.

Sementara mengutip Mayo Clinic, diabetes insipidus, penyakit terjadi karena tubuh tidak dapat menyeimbangkan kadar cairan secara sehat.

Cairan dalam darah disaring melalui ginjal untuk membuang limbah. Setelah itu, sebagian besar cairan tersebut dikembalikan ke aliran darah.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau