Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Menyebabkan Penyakit Stroke? Ini Penjelasannya...

Kompas.com - 06/02/2024, 05:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Stroke dapat menyebabkan kerusakan otak, kecacatan jangka panjang, atau bahkan kematian.

Mengutip Cleveland Clinic, stroke adalah penyakit kronis yang mengancam jiwa yang terjadi ketika bagian otak Anda tidak memiliki aliran darah yang cukup.

Tanpa pasokan darah yang stabil, sel-sel otak di area tersebut akan mulai mati karena kekurangan oksigen yang dibawa bersama darah.

Baca juga: Tanda-tanda Peringatan Stroke yang Harus Anda Waspadai

Stroke yang terkadang disebut juga sebagai serangan otak, merupakan kondisi darurat yang mengancam jiwa dan setiap detiknya sangat berarti.

Siapa pun bisa terserang stroke, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, tetapi ada beberapa orang yang memiliki risiko lebih besar dibandingkan yang lain, karena mereka memiliki penyebab atau faktor risiko penyakit ini.

Artikel ini akan mengulas lebih lanjut mengenai berbagai penyebab maupun faktor risiko yang memicu stroke.

Baca juga: Bahaya Stroke Ringan yang Harus Diwaspadai

Apa yang menyebabkan penyakit stroke?

Mengutip Mayo Clinic, ada dua penyebab utama stroke yang menentukan jenisnya.

  • Stroke iskemik

Stroke iskemik adalah jenis penyakit stroke adalah yang paling umum terjadi.

Stroke iskemik terjadi karena pembuluh darah otak menyempit hingga menyebabkan penyumbatan arteri di otak.

Hal ini menyebabkan berkurangnya aliran darah, yang dikenal sebagai iskemia.

Pembuluh darah yang tersumbat atau menyempit bisa disebabkan oleh timbunan lemak yang menumpuk di pembuluh darah di otak.

Atau bisa juga disebabkan oleh gumpalan darah atau kotoran lain yang mengalir melalui aliran darah, paling sering dari jantung.

Baca juga: Penyebab Stroke Ringan yang Perlu Diwaspadai

  • Stroke hemoragik

Stroke hemoragik disebabkan oleh bocor atau pecahnya pembuluh darah di otak.

Pendarahan di dalam otak, yang dikenal sebagai hemoragik otak, dapat disebabkan oleh berbagai kondisi yang memengaruhi pembuluh darah.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan stroke hemoragik antara lain:

    • Tekanan darah tinggi yang tidak terkendal;
    • Penggunaan pengencer darah (antikoagulan) berlebihan;
    • Tonjolan pada titik lemah pada dinding pembuluh darah yang disebut dengan aneurisma;
    • Trauma kepala, misalnya akibat kecelakaan mobil;
    • Timbunan protein pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan kelemahan pada dinding pembuluh darah. Ini dikenal sebagai angiopati amiloid serebral;
    • Stroke iskemik yang menyebabkan pendarahan otak. Pembuluh darah yang tersumbat, semakin lama dapat menyebabkan kebocoran.

Penyebab perdarahan otak yang kurang umum adalah pecahnya malformasi arteriovenosa (AVM). AVM adalah jalinan pembuluh darah berdinding tipis yang tidak beraturan

  • Stroke ringan

Stroke ringan atau transient ischaemic attack (TIA) adalah gejala stroke sementara. Penyakit ini tidak menyebabkan kerusakan permanen.

Penyakit ini disebabkan oleh penurunan sementara suplai darah ke bagian otak. Penurunan ini mungkin hanya berlangsung selama lima menit.

Stroke ringan terjadi ketika bekuan darah atau timbunan lemak mengurangi atau menghalangi aliran darah ke bagian sistem saraf.

Jika Anda pernah menderita TIA, itu berarti Anda mungkin mengalami penyumbatan sebagian atau penyempitan arteri yang menuju ke otak.

Memiliki TIA meningkatkan risiko terkena stroke di kemudian hari.

Baca juga: Tanda-tanda Stroke Ringan yang Harus Diwasadai

Apa yang menjadi faktor risiko penyakit stroke?

Seperti yang dikutip dari Mayo Clinic, banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko stroke.

  • Gaya hidup

Faktor risiko gaya hidup, yang meliputi:

    • Kelebihan berat badan atau obesitas
    • Ketidakaktifan fisik atau dikenal juga sebagai gaya hidup "mageran"
    • Minuman keras atau pesta minuman keras
    • Penggunaan obat-obatan terlarang seperti kokain dan metamfetamin
  • Riwayat medis

Faktor risiko medis, yang meliputi:

    • Tekanan darah tinggi
    • Merokok atau paparan asap rokok
    • Kolesterol tinggi
    • Diabetes
    • Apnea tidur obstruktif
    • Penyakit kardiovaskular, termasuk gagal jantung, kelainan jantung, infeksi jantung, atau irama jantung tidak teratur, seperti fibrilasi atrium
    • Riwayat pribadi atau keluarga yang menderita stroke, serangan jantung, atau serangan iskemik transien
    • Infeksi covid-19

Baca juga: 7 Cara Mencegah Stroke Ringan yang Perlu Diketahui

  • Usia

Orang yang berusia 55 tahun atau lebih memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke dibandingkan orang yang lebih muda.

  • Ras

Orang Amerika keturunan Afrika dan Hispanik memiliki risiko stroke yang lebih tinggi dibandingkan orang dari ras atau etnis lain.

  • Jenis kelamin

Pria memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke dibandingkan wanita.

Wanita biasanya berusia lebih tua ketika mereka terserang stroke, dan mereka lebih mungkin meninggal karena stroke dibandingkan pria.

  • Hormon

Mengonsumsi pil KB atau terapi hormon yang mengandung estrogen dapat meningkatkan risiko stroke.

Jika Anda memiliki faktor risiko stroke di atas, Anda perlu konsultasi dengan dokter untuk mengukur dan memantau kemungkinan Anda terkena serangan otak ini.

Kebanyakan faktor risiko stroke dapat dikelola agar tidak sampai penyakit terjadi.

Perubahan gaya hidup lebih sehat biasanya menjadi rekomendasi para ahli untuk menjadi strategi mencegah stroke sejak dini.

Baca juga: 9 Cara Mengatasi Stroke Ringan yang Perlu Diketahui

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau