Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sepelekan Tidur Mendengkur pada Anak, Ini Bahayanya Menurut Pakar

Kompas.com - 18/02/2024, 14:30 WIB
Khairina

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Mendengkur saat tidur tidak hanya dialami orang dewasa, anak-anak juga mengalami hal yang sama.

Mendengkur saat tidur pada anak ternyata tidak bisa dianggap sepele, bahkan bisa berbahaya.

"Pada anak, ngorok (mendengkur) itu bisa berbahaya, dia akan gampang menderita batuk pilek, radang tenggorokan, berat badannya tidak naik, mulut berbau, hiperaktif pada siang hari," ujar Spesialis Anak Konsultan yang juga Guru Besar Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia, Prof Dr dr Bambang Supriyatno, Jumat (18/2/2024) seperti ditulis Antara.

Baca juga: Mengenal Adenoiditis, Kondisi yang Picu Anak Mendengkur Saat Tidur

Bambang menyampaikan hal tersebut saat mengulas buku yang diterbitkannya berjudul "Bahaya Tersembunyi Mendengkur pada Anak" bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

"Mendengkur atau ngorok itu bahaya, apalagi kalau sudah habitual snoring, dimana bisa dialami tiga kali atau lebih dalam sepekan saat tidur. Saya suka mendapatkan konsultasi, banyak yang menganggap anak ngorok itu hal biasa karena bapaknya juga ngorok, banyak yang tidak tahu kalau ngorok itu bahaya," ujar dia.

Ia menjelaskan, orangtua harus waspada dan sadar (aware) apabila memiliki anak di usia 3-8 tahun dengan keluhan hiperaktif, sulit tidur, jahil, bau mulut, bibir kering, berat badan tidak naik-naik, bahkan di atas 5 tahun masih mengompol.

"Biasanya kalau sudah seperti itu, saya langsung tanya ke ibunya apakah si anak ngorok atau enggak, kalau iya saya tanya, berapa kali ngorok dalam sepekan, karena itu berpengaruh," tuturnya.

Baca juga: Waspada, Mendengkur Bisa Jadi Tanda Sumbatan Jalan Napas

Dalam penelitiannya, Bambang menemukan bahwa ada sekitar 26 persen anak mendengkur, sehingga ia menyarankan para orangtua untuk sadar dan mencari gejala-gejala penyerta tentang bahaya mendengkur pada anak karena itu bukan gejala yang harus dimaklumi.

"Kalau anak mengorok, bahayanya itu, berat badannya bisa tidak naik-naik, sering mengompol, dan mengalami neuro behavior atau gangguan perilaku. Saat dewasa, ia akan berisiko mengalami kelainan kardiovaskuler atau jantung koroner, dan diabetes melitus," paparnya.

Ia menyarankan orang =tua untuk menghitung berapa kali anak mendengkur dalam sepekan, kemudian direkam untuk dikonsultasikan pada dokter.

"Lalu kalau anak umur 3-8 tahun mulutnya sering menganga, cek juga apakah saat malam anak ngorok," ucapnya.

Bambang mengemukakan, pencegahan dapat dilakukan agar anak yang mendengkur tidak terkena risiko penyakit yang berbahaya.

Di antaranya, apabila anak memiliki alergi di usia 3-8 tahun, maka orangtua mesti menghindarkan anak dari pemicu alerginya.

"Perhatikan, kalau anak ngorok dan tidurnya mangap, hindari rokok, debu, dan makanan-makanan tertentu yang menimbulkan alergi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau