KOMPAS.com - Dalam upaya menjaga kesehatan prostat dan mengurangi risiko kanker prostat, langkah-langkah pencegahan yang “cerdik” menjadi sangatlah penting.
Cara "cerdik" untuk mengurangi risiko kanker prostat, yakni pertama, cek berkala dengan melakukan pemeriksaan medis secara teratur untuk deteksi dini,"ujar Dokter Urologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Agus Rizal AH Hamid, Selasa (20/2/2024), seperti ditulis Antara.
Selanjutnya, hentikan kebiasaan merokok karena rokok dapat meningkatkan risiko kanker prostat.
Baca juga: Ketahui Ciri-ciri Kanker Prostat Stadium 1, 2, 3, 4
Ketiga, rajin berolahraga dengan teratur dapat mengurangi risiko terkena kanker.
Keempat, diet seimbang dengan mengkonsumsi makanan sehat dengan porsi yang tepat.
Kelima, istirahat cukup dengan menjaga pola tidur yang baik untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan.
Terakhir, mengelola stres dengan menghindari stres berlebihan untuk menjaga keseimbangan mental dan fisik.
Dengan menerapkan langkah-langkah “cerdik” ini, diharapkan pria dapat mempertahankan kesehatan prostat dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Agus menambahkan, yang perlu diingat adalah pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan dan dengan memperhatikan gaya hidup sehari-hari, risiko terkena kanker prostat dapat diminimalkan.
Baca juga: 7 Tanda Awal Kanker Prostat yang Jarang Disadari
Terlebih, apabila seseorang dinyatakan menderita kanker prostat, pengobatan yang dilakukan belum bisa menjamin orang tersebut tidak mengalami kekambuhan alias bisa sembuh total dan masih memiliki risiko.
“Kalau dari data menunjukkan, misal dia kanker prostat stadium satu, terus dioperasi. Setelahnya, kita belum bisa bilang 100 persen bersih. Penelitian menunjukkan kalau pasien stadium satu dilakukan operasi itu dalam 10 tahun kedepan 95 persen diantaranya orang itu tidak mengalami kekambuhan,” ujar Agus dalam diskusi daring.
Agus menambahkan, perlunya untuk memilih pengobatan kanker prostat yang tepat dengan memperhatikan jenis operasi yang dilakukan.
Seringkali, kanker prostat ditemukan melalui operasi prostat atau penyakit prostat jinak lainnya.
Jika hanya melakukan pemeriksaan tersebut maka kelenjar prostat hanya dikerok, sehingga diperlukan pengobatan lanjutan untuk mencegah kekambuhan.
“Yang paling bagus adalah menemukan kanker prostat dengan cara biopsi, memasukkan satu jarum kecil, tentu dengan pembiusan. Jarumnya ada yang lewat dubur atau selangkangan,” ujarnya.
Terkait pernyataan bahwa biopsi menyebabkan penyebaran pada kanker, sebenarnya hal tersebut tidak benar atau sebuah hoaks.
Faktanya, menurut Agus, penyebaran kanker terjadi ketika seseorang memang sudah berada pada stadium lanjut sebelum menjalani biopsi.
Dengan biopsi justru dapat diketahui stadium pasti dari kanker tersebut yang memungkinkan penanganan tepat seperti operasi pengangkatan seluruh kelenjar prostat pada stadium awal.
Ini berbeda dengan prosedur dikerok yang tidak mengangkat semua kelenjar.
Oleh karena itu, biopsi, terutama pada stadium awal, merupakan langkah ideal untuk penanganan kanker prostat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.