Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usaha Intan Lawan Obesitas, dari BB 84 Kg Jadi 49 Kg

Kompas.com - 04/03/2024, 05:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Memiliki tubuh obesitas membuat Intan Umbari Prihatin kesulitan untuk beraktivitas dengan leluasa.

Di usia 23 tahun, Intan memiliki berat badan 84,5 kg. Dengan begitu, indeks massa tubuh (IMT) Intan mencapai sekitar 37.

Ini melebihi normal, yang menurut Pedoman Gizi Seimbang 2014, IMT ideal untuk orang Indonesia adalah 18,5 sampai 25.

Baca juga: Kenapa Obesitas Picu Penyakit Jantung? Begini Penjelasannya...

Dengan kondisinya tersebut, Intan sering merasakan lututnya sakit dan tidak nyaman saat berjalan kaki.

"Aku sering banget waktu gendut dibilang babi air. Sampai waktu itu mantan pacarku bilang aku gendut banget," kata Intan mengenang pengalamannya pada 2016 silam kepada Kompas.com pada Minggu (3/3/2024).

Menurut wanita asal Jakarta ini, kondisinya di masa lalu tidaklah baik-baik saja. Bahkan, di masa itu ia pernah mengalami gagal menikah.

Ingin hidup lebih sehat secara fisik dan mental, Intan memutuskan untuk melawan obesitas.

"Dengan kondisi seperti itu, akhirnya aku memutuskan untuk ke dokter spesialis gizi," ujarnya.

Baca juga: 9 Cara Mencegah Obesitas yang Perlu Diketahui

Cara Intan melawan obesitas

Intan Umbari Prihatin (31 tahun) yang telah berhasil melawan obesitas, dari berat badannya 84,5 kg menjadi 49 kg.Dok. Intan Umbari Prihatin Intan Umbari Prihatin (31 tahun) yang telah berhasil melawan obesitas, dari berat badannya 84,5 kg menjadi 49 kg.

Setelah secara medis didiagnosis obesitas, Intan disarankan memperbaiki gaya hidupnya agar berat badan dapat terkontrol, tidak semakin bertambah.

Oleh dokter spesialis gizi, Intan diberi rekomendasi menu bergizi seimbang dan latihan fisik atau olahraga lebih banyak.

"Aku awalnya suka (makan dan minum) manis, jajan sembarangan, dan anti-olahraga," ucapnya.

Demi mencapai berat badan ideal yang diharapkannya, ia meninggalkan seluruh gaya hidup yang buruk.

Ia menerapkan pola makan yang defisit kalori, rendah karbohidrat, dan membatasi gula serta garam.

Baca juga: Macam-macam Penyakit Akibat Obesitas yang Harus Diwaspdai

Beberapa aktivitas dari komunitas olaharga pun ia ikuti, seperti lari, poundfit, dan zumba.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau