SAAT memasuki bulan Ramadhan, umat Muslim wajib menjalankan ibadah puasa satu bulan lamanya. Bulan puasa menyebabkan jam makan berubah, dari biasanya sarapan pagi, makan siang, dan makan malam, menjadi makan sahur (subuh), berbuka puasa (magrib), dan makan malam.
Hal ini tidak menyebabkan perubahan yang signifikan bagi tubuh asalkan jenis makanan yang dikonsumsi bergizi.
Salah satu manfaat dari puasa, yaitu tubuh melakukan detoksifikasi atau pembersihan sistem pencernaan sehingga membuang racun dalam tubuh dan menyerap asupan nutrisi yang adekuat.
Asupan nutrisi yang adekuat sangat erat kaitannya dengan jumlah dan jenis mikrobiota usus. Dari segi kedokteran, manfaat berpuasa menyebabkan “sel apoptosis”, yaitu program kematian sel sehingga menstimulasi produksi sel baru, ini menyebabkan tubuh menjadi sehat, terlihat segar, dan tidak mudah sakit.
Mikrobiota usus merupakan komunitas dari beragam spesies seperti bakteri, jamur, dan virus yang ada di seluruh permukaan mukosa manusia.
Tulisan kali ini akan spesifik membahas pengaruh asupan makanan dengan bakteri usus dalam meningkatkan sistem imun sehingga berpuasa menjadi lebih sehat.
Jumlah dan jenis bakteri usus ini bergantung pada makanan yang kita konsumsi. Misalnya, mengonsumsi makanan tinggi serat seperti sayuran dan buah yang lebih populer dengan istilah “Mediterranean diet” akan meningkatkan fungsi dan jumlah bakteri baik di usus.
Sebaliknya jika mengonsumsi makanan tinggi lemak seperti daging dan tinggi gula yang lebih populer dengan istilah “Western diet” akan meningkatkan fungsi dan jumlah bakteri jahat di usus.
Keseimbangan antara bakteri baik dan bakteri jahat di usus akan menentukan status kesehatan tubuh.
Paradigma di dunia kesehatan yang saat ini sedang berkembang adalah sehat dan sakitnya tubuh ditentukan oleh keseimbangan bakteri usus.
Bakteri baik sangat erat kaitannya dengan asupan nutrisi yang masuk dalam tubuh, karena nutrisi tersebut bisa meningkatkan bakteri baik dalam mengatur kerja sistem imun.
Hal ini penting, karena saat berpuasa tubuh memerlukan sistem imun atau daya tahan tubuh yang kuat agar tidak mudah terkena penyakit.
Sumber nutrisi yang adekuat untuk meningkatkan kerja bakteri baik dapat diperoleh dari makanan tinggi serat seperti sayur-sayuran dan buah-buahan dengan tidak membatasi jenis dan jumlah sayur dan buah yang dikonsumsi.
Contoh menu sahur, buka puasa, dan makan malam yang dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri baik di usus kemudian implikasinya dalam meningkatkan sistem imun sebagai berikut:
Dari komposisi di atas terlihat bahwa serat jumlahnya lebih banyak dibanding karbohidrat dan protein. Sehingga diharapkan ketika berpuasa asupan nutrisi yang masuk dalam tubuh akan diproses untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh.
Sayur dan buahan memiliki kandungan kaya akan vitamin dan mineral seperti vitamin A, B, C, E, K, zink, selenium, besi, dan masih banyak lagi.
Semuanya merupakan sumber untuk peningkatan jumlah bakteri baik di usus dan sel-sel imun sehingga sistem imun tetap terjaga saat berpuasa.
Terlepas dari bakteri di usus, vitamin dan mineral juga secara langsung meningkatkan daya tahan tubuh dengan meningkatkan produksi dan jumlah sel-sel imun.
Dengan demikian, berpuasa dengan mengonsumsi makanan tinggi serat sangat baik khasiatnya bagi kesehatan dan stamina tubuh.
Tidak hanya sayur dan buah, makanan tinggi protein yang berasal dari produk nabati (kedelai) seperti tahu dan tempe juga merupakan sumber dari terbentuknya bakteri baik yang kemudian meningkatkan produksi sel-sel imun.
Tidak hanya itu, konsumsi probiotik juga sangat baik untuk meningkatkan jumlah bakteri baik di usus, misalnya probiotik Lactobacillus dan Bifidobacterium.
Saat ini telah banyak produk yang mengandung probiotik dan mudah didapatkan di pasaran.
Saat berpuasa juga disarankan untuk minum air putih yang banyak (sekitar 1,5 liter per hari), hal ini penting untuk menjaga metabolisme tubuh agar tubuh tidak dehidrasi.
Beberapa hal yang dapat menurunkan jumlah dan jenis bakteri baik di usus seperti penggunaan antibiotik, stres, usia, penyakit infeksi, dan konsumsi makanan tinggi lemak. Hal tersebut menyebabkan ketidakseimbangan dan kekacauan bakteri usus.
Telah banyak penelitian yang membuktikan konsumsi makanan tinggi serat dapat meningkatkan jumlah dan jenis bakteri baik di usus sehingga kesehatan tetap terjaga.
Makanan tinggi serat tidak hanya bermanfaat pada orang sehat saja, namun pada orang dengan penyakit diabetes, hipertensi, obesitas, infeksi, dan gangguan metabolisme lainnya.
Pasalnya, makanan tinggi serat akan menghasilkan karbohidrat yang kemudian difermentasi oleh bakteri baik di usus lalu menghasilkan senyawa yang dapat menurunkan resistensi insulin, menurunkan hipertensi, meningkatkan aktivasi sel-sel imun untuk menghadang dan membunuh bakteri, virus, dan jamur (penyakit infeksi), menurunkan berat badan, dan memperbaiki metabolisme tubuh.
Orang yang berpuasa dengan penyakit tersebut memiliki manfaat tidak hanya mendapatkan pahala saat berpuasa, tetapi juga mendapatkan kesehatan dengan mengonsumsi makanan tinggi serat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.