KOMPAS.com - Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor penyebaran virus yang bisa membuat seseorang terjangkit demam dengue atau demam berdarah dengue (DBD). Kedua penyakit ini memiliki gejala yang mirip namun tingkat keparahan berbeda.
Praktisi kesehatan masyarakat dr.Alvin Saputra menjelaskan, ada dua jenis demam akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti, yaitu demam dengue dan DBD.
"Gejalanya sama-sama demam, tapi kalau DBD ada perdarahan. Sayangnya awam sering mengira kalau perdarahan itu seperti mimisan atau bintik merah, padahal perdarahan itu terjadinya di pembuluh darah, jadi seperti merembes," kata dr.Alvin di sela acara temu media yang diadakan oleh Takeda Innovative Medicines di Jakarta (21/3/2024).
Untuk mengetahui ada tidaknya perdarahan pada pasien DBD perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium.
"Tanda perdarahan tidak selalu terlihat, bisa dicek dari hasil labnya, yaitu nilai hematokrit dan trombosit," ujarnya.
Baca juga: Mengenal Ciri Bintik Merah DBD yang Muncul Setelah Demam
Sementara itu, pada demam dengue biasanya hanya berupa demam saja dan bisa dirawat di rumah.
"Tapi untuk mengetahui apakah yang dialami itu demam dengue atau DBD, perlu pemeriksaan dokter. Jadi kalau tidak ada tanda perdarahan, makan minumnya masih bagus, boleh dirawat di rumah," kata dr.Alvin.
Menurut Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Taman Sadi, dr.Nabila Salama, deteksi dini merupakan kunci mencegah keparahan dan kematian akibat DBD.
"Ketika mengalami demam, pertolongan pertamanya adalah minum obat penurun demam, tapi kalau sudah 24 jam tidak membaik, dan seperti sekarang sedang ada wabah DB, jangan tunda dan langsung ke puskesmas atau klinik," ujar Nabila.
Mengacu pada panduan penanganan DBD dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2009, fase demam akibat infeksi DBD biasanya berlangsung selama 1-3 hari. Fase kritikal 3-6 hari dan fase pemulihan 6-10 hari.
Baca juga: Curah Hujan Tak Menentu, Waspadai Penularan DBD
Hingga saat ini tidak ada obat untuk menyembuhkan DBD. Penanganan utama dari demam dengue atau DBD adalah terapi cairan.
Pada fase tiga hari pertama pasien harus mendapat cairan cukup banyak. Jika masuk hari keempat dengan dehidrasi, maka berisiko terjadi komplikasi gangguan organ dan trombosit akan turun.
Pemberian cairan melalui infus sangat diperlukan pada pasien DBD untuk mengganti cairan.
"Cairannya tidak harus jus jambu, jus buah apa saja boleh, air putih atau teh manis juga tidak apa-apa, yang penting cukup cairan. Yang penting dipantau jumlah cairannya cukup," tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.