KOMPAS.com - Makanan ultra proses adalah makanan dalam kemasan hasil produksi pabrik. Makanan ini biasanya diolah dengan sejumlah bahan tambahan, seperti penstabil, pemanis, dan pengawet.
Makanan ultra proses pada umumnya tinggi kandungan lemak, gula, garam, serta rendah serat.
Makanan semacam ini dipasarkan secara masif, bahkan untuk anak-anak. Padahal, konsumsi makanan ultra proses dalam jangka panjang berdampak buruk pada kesehatan.
Contoh makanan ultraproses adalah makanan ringan dan makanan penutup manis dalam kemasan, sereal sarapan manis, kentang goreng, burger cepat saji, dan beberapa daging olahran seperti sosis dan kornet.
Ada berbagai penelitian yang mengungkap bahaya pola makan tinggi makanan yang diproses. Selain berefek kecanduan, makanan tersebut juga terkait dengan berbagai risiko penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, hingga kanker.
Baca juga: Mengenal Makanan Ultra Proses dan Bahayanya bagi Tubuh
Dalam penelitian terbaru yang dimuat dalam jurnal BMJ disebutkan, konsumsi makanan ultra proses dengan frekuensi rata-rata tujuh porsi sehari terkait dengan risiko kematian lebih tinggi (4 persen) karena berbagai sebab.
Penelitian itu dilakukan dengan mengikuti riwayat kesehatan partisipan yang terdiri dari tenaga kesehatan profesional bertubuh sehat selama 30 tahun.
Setiap dua tahun tim peneliti melakukan pemeriksaan kesehatan dan pola hidup, termasuk meminta partisipan mengisi kuesioner pola makan mereka secara detail tiap empat tahun sekali.
"Dibandingkan dengan partisipan yang jarang mengonsumsi makanan ultra proses (hanya 3 kali sehari), mereka yang sering mengonsumsi memiliki risiko kematian lebih tinggi," tulis peneliti dalam laporannya.
Meski demikian, tidak semua produk makanan ultra proses buruk dan perlu dipantang.
"Contohnya adalah sereal atau roti gandum utuh yang tergolong makanan ultra proses tetapi mengandung berbagai nutrisi penting seperti serat, vitamin, dan mineral," tulisnya.
Sementara itu makanan ultra proses yang perlu dihindari atau dibatasi konsumsinya adalah daging yang diproses, minuman manis, dan camilan mengandung gula tambahan.
Baca juga: Apakah Boleh Minum Teh Tanpa Gula Setiap Hari? Ini Penjelasannya...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.