Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi pada Tubuh Menjelang Kematian? Ini Ulasannya...

Kompas.com - 29/05/2024, 07:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

  • Tidak mampu mengontrol usus dan kandung kemih

Menjelang kematian, sistem pencernaan melambat. Akibatnya, Anda bisa mengalami sembelit.

Daya kontrol tubuh terhadap otot dasar panggul juga menurun, sehingga Anda bisa kencing sewaktu-waktu di mana saja atau istilahnya ngompol. Dalam dunia medis, ini disebut inkontinensia.

  • Kerusakan otot dan kulit

Tanda-tanda menjelang kematian juga bisa dilihat dari kondisi otot dan kulit seseorang.

Ketika ajal semakin dekat, massa otot Anda akan menyusut bersama dengan penurunan berat badan.

Sel-sel kulit tidak meregenerasi untuk menggantikan sel kulit mati, sehingga kulit Anda berubah menjadi tipis.

Kulit tipis lebih rentan terhadap memar, luka, dan luka baring (ulkus dekubitus).

  • Lebih suka menyendiri

Selain berkurangnya minat beraktivitas, seseorang yang semakin dekat ajalnya akan menunjukkan sikap yang lebih suka menyendiri.

Anda cenderung menginginkan lebih sedikit interaksi dengan orang lain. Namun, tidak berarti rasa sayang Anda terhadap anggota keluarga atau teman berkurang.

Itu karena kebutuhan Anda berubah seiring perubahan tubuh Anda.

Baca juga: Studi: Tinggal Sendiri Tingkatkan Kematian Akibat Kanker

  • Tanda-tanda vital menurun atau tidak teratur

Tanda vital Anda meliputi suhu, denyut nadi, laju pernapasan, dan tekanan darah.

Angka dari tanda-tanda vital tersebut mengukur kondisi kesehatan organ-organ penting untuk kelangsungan hidup Anda, seperti paru-paru, jantung, dan otak.

Perubahan yang mencolok menjelang kematian adalah suhu tubuh turun dan kulit mungkin terasa dingin atau lembap saat disentuh.

Tanda-tanda vital lainnya akan menunjukkan angka yang tidak teratur atau tidak dapat diprediksi.

Saat mendekati jam-jam terakhir hidup Anda, laju pernapasan Anda akan terus menurun.

  • Sifat agresif

Anda akan cenderung menunjukkan sifat agresif menjelang kematian. Itu karena lonjakan energi yang tiba-tiba muncul disertai perasaan gelisah.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau