Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keterampilan Multitasking Sebabkan Pelupa pada Orang Muda

Kompas.com - 13/06/2024, 19:16 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Orang yang multitasking sering dianggap sebagai orang yang produktif. Walau demikian, dalam jangka panjang kemampuan ini justru bisa membuat kita jadi pelupa.

Multitasking atau keterampilan melakukan lebih dari dua pekerjaan dalam waktu bersamaan ternyata membuat kita mengalami kelebihan beban kognitif (cognitive overload).

Menurut penjelasan Dr.dr.Gea Pandhita S, spesialis saraf, terlalu penuhnya aktivitas kognitif terjadi ketika tuntutan yang diberikan pada memori kerja melebihi kapasitasnya.

"Ketika multitasking, fokus kita otomatis terpecah dan atensinya hanya sedikit-sedikit. Hal ini membuat penyimpanan memorinya terganggu. Apalagi ditambah dengan kecemasan, akan makin sulit menyimpan memori dan mengingatnya kembali," ujarnya dalam acara media diskusi yang digelar oleh RS.Pondok Indah Jakarta (13/6/2024).

Kesulitan mengingat kembali ini menyebabkan kita jadi pelupa. Hal ini juga dibuktikan oleh berbagai penelitian yang menyebut otak manusia pada dasarnya tidak bisa melakukan multitasking.

Baca juga: 10 Kebiasaan yang Membuat Kita Makin Pelupa, Segera Hentikan

Untuk mencegah hal ini, dr.Gea menyarankan agar kita tidak selalu multitasking, melainkan fokus pada satu pekerjaan dahulu.

"Kerjakan satu pekerjaan dulu minimal 20 menit, baru ditambah. Hal ini juga membuat kita bisa lebih maksimal menyimpannya dalam memori otak," ujarnya.

Beberapa penelitian juga menunjukkan orang yang sering multitasking mudah kehilangan konsentrasi dan membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengubah kebiasaan multitasking, antara lain dengan membatasi jumlah pekerjaan dalam satu waktu, fokus dulu minimal 20 menit sebelum pindah ke tugas lain, mengelompokkan tugas-tugas berdasarkan jenisnya sehingga kita lebih fokus, serta berlatih sadar dan fokus menikmati apa yang sedang dilakukan.

Meski demikian, penurunan fungsi kognitif atau daya ingat tetap harus jadi perhatian.

"Tetap jangan diabaikan, sebaiknya dicek apakah masih dalam taraf normal atau memang ada penurunan yang mengarah ke demensia," ujarnya.

Baca juga: Tidak Siap Mental Bisa Picu Demensia Jemaah Haji Lansia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau