Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Migrain di Tempat Kerja, Simak Penanganannya Menurut Dokter

Kompas.com - 19/06/2024, 12:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Migrain adalah kondisi kesehatan yang kerap dianggap tidak cukup serius sehingga kurang mendapatkan perhatian. Padahal, migrain dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, termasuk saat bekerja.

Ketua PP Perdosni (Perhimpunan Dokter Neurologi Indonesia) Dr. dr. Dodik Tugasworo, Sp.N (K), MHKES mengatakan bahwa migrain biasanya menyebabkan nyeri kepala hebat sehingga produktivitas menurun.

Baca juga: Ahli Jelaskan 2 Jenis Migrain yang Perlu Diwaspadai

Serangan migrain yang berlangsung lama juga bisa mengkibatkan stres mental, mengganggu hubungan dengan orang lain, dan pekerjaan.

Bicara soal efek migrain, anggota PERDOSNI Dr. dr. Pepi Budianto, Sp.N (K), FINR, FINA menjelaskan, sebagian besar orang yang terkena serangan migrain tidak dapat bekerja secara total atau berkonsentrasi.

"Akibat migrain tersebut para pekerja rata-rata tidak masuk kerja selama 10 hari per tahun akibat serangan migrain, ujar dokter Pepi pada Webinar Bulan Kesadaran Migrain dan Nyeri Kepala yang digelar Perdosni dan Pfizer, Rabu (19/6/2024).

Melajutkan penjelasannya tentang migrain, dokter Pepi memaparkan faktor penyebab migrain.

Menurut Pepi, pencetus migrain bisa dari jam kerja berlebihan. Kemudian postur duduk yang kurang baik atau tidak nyaman, kursi tidak ergonomis sehingga memicu serangan atau kekambuhan migrain.

Setelah itu stres fisik dan mental juga bisa mengakibatkan migrain. Kemudian faktor penyebab migrain berikutnya yaitu dari makanan, seperti sering mengonsumsi fast food, makanan berpenyedap, serta kurang minum.

Baca juga: Kenapa Wanita Lebih Sering Migrain? Berikut Penjelasan Dokter...

Pada kesempatan yang sama dr. RA Dwi Pujiastuti, M.Ked (Neu), Sp.N (K) menjelaskan, penderita migrain memiliki pola serangan yang berbeda-beda. Ada yang berat sehingga perlu ke IGD, tapi ada juga yang merasakan nyeri sedang.

Sebaiknya seorang pekerja yang biasanya menderita migrain itu mungkin bisa dikomunikasikan dengan atasan, teman sekantor jika memiliki kondisi seperti ini.

"Jika sudah muncul serangan migrain ini bisa ambil obat darurat untuk nyeri kepala, kemudian istirahat, hindari paparan cahaya terlalu banyak, hindari layar, minum cukup, dan istirahat dahulu karena serangan migrain bisa membuat seseorang kehilangan fokus," kata dokter Dwi.

Perlu diketahui pula ada kelompok pekerja tertentu yang lebih berisiko mengalami migrain.

Pekerja tertentu yang lebih berisiko mengalami serangan migrain misalnya orang yang bekerja dalam sistem shift yang membuat kesulitan memulai tidur, waktu tidur yang kurang, dan kualitas tidur yang kurang baik.

Sering kali migrain juga disertai dengan depresi, kecemasan nyeri kronik, sakit jantung , dan gangguan tidur yang pada akhirnya menurunkan produktivitas pada pekerja.

Demi mengupayakan bebas migrain di tempat kerja, seseorang perlu lebih aware akan kondisinya dan melakukan pengobatan secara tepat.

Terkait penanganan migrain, dokter Pepi menjelaskan pengobatan saat terjadi serangan yaitu minum obat pereda nyeri yang sesuai dengan kondisi masing-masing atau sudah dikonsultasikan dengan dokter.

Kemudian penderita migrain yaitu terapi seperti stretching yang berfokus pada area leher dan kepala.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau