Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Wanita Lebih Sering Migrain? Berikut Penjelasan Dokter...

Kompas.com - 14/06/2024, 20:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Sakit kepala migrain cenderung lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan laki-laki. Bahkan, wanita punya risiko 3-4 kali mengalami migrain dibandingkan laki-laki.

Dokter spesialis neurologi dr. Restu Susanti, Sp.N(K). M.Biomed menjelaskan, hal itu terjadi karena serangan migrain pada perempuan memiliki keterkaitan dengan hormon.

Baca juga: Ahli Jelaskan 2 Jenis Migrain yang Perlu Diwaspadai

Peningkatan hormon estrogen pada perempuan, terutama dalam siklus menstruasi atau kehamilan, berperan dalam peningkatan kadar calcitonin gene-related peptide (CGRP) yang memicu migrain.

"Pada wanita akan terjadi perubahan hormonal mulai dari pubertas, menstruasi, hamil, dan menopause. Dikatakan bahwa pada wanita estrogen memegang peran penting terhadap CGRP sebagai pencetus migrain," kata Restu pada webinar tentang migrain yang digelar secara daring, Kamis (13/6/2024).

Restu melanjutkan, intensitas migrain pada wanita biasanya mulai meningkat pada masa pubertas dan memuncak pada masa reproduksi serta menurun saat perempuan memasuki masa menopause.

Adapun gejala migrain yang umum yaitu nyeri kepala berulang yang terjadi di satu sisi.

Gejala migrain bisa bertambah berat apabila penderitanya melakukan aktivitas fisik intens.

"Biasanya disertai dengan gejala mual, muntah, ataupun pasiennya merasa sensitif terhadap suara atau cahaya terang," kata Restu, dokter sekaligus dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

Gejala migrain pada perempuan biasanya terjadi dalam durasi lebih lama serta memiliki risiko kambuh lebih tinggi dan waktu pemulihan lebih lama dibandingkan pada pria.

Baca juga: 5 Makanan yang Memicu Migrain

Serangan migrain terus-menerus mengakibatkan penurunan produktivitas dan gangguan emosional yang berujung pada masalah dalam bersosialisasi serta mempengaruhi pengasuhan anak pada penderita yang sudah berkeluarga.

"Apabila hal ini (migrain) terus berlanjut, tentu dampak yang didapatkan adalah penderita yang memiliki anak akan mempengaruhi parenting dan prestasi akademik anaknya," katanya.

Itu sebabnya, penderita migrain dianjurkan untuk periksa ke dokter dan menjalani perawatan medis yang sesuai.

Pengobatan migrain juga perlu dibarengi dengan pola hidup sehat, yang mencakup olahraga teratur, makan sehat, serta tidur cukup dan teratur.

Penderita migrain juga perlu menerapkan manajemen stres, membatasi konsumsi kafein, menghindari alkohol, serta berhenti merokok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau