KOMPAS.com - Vitiligo adalah kelainan pigmentasi kulit yang mengakibatkan hilangnya sel pigmentasi pada epidermis.
Dokter spesialis dermatologi venereologi estetika dr. Benny Nelson Sp. D.V.E, menjelaskan, kehilangan pigmen mengakibatkan terbentuknya pola yang warnanya mirip seperti bulu anak sapi.
Benny melanjutkan, vitiligo termasuk dalam penyakit autoimun atau kondisi ketika sel imun menyerang selnya sendiri, dalam hal ini adalah melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin.
Baca juga: Apakah Penyakit Vitiligo Bisa Disembuhkan? Berikut Faktanya...
Benny menyebut sampai saat ini penyebab vitiligo masih belum diketahui, namun bisa dipastikan penyakit ini tidak menular.
“Penyebab pasti vitiligo masih belum diketahui, tetapi diduga multifaktorial (disebabkan oleh banyak faktor), seperti faktor genetik, autoimun, stres fisik atau psikis, paparan sinar ultraviolet, zat kimia, atau radikal bebas,” ujar Benny, dikutip dari Antara, Selasa (25/6/2024).
Penderita vitiligo bisa saja mengalami penyakit penyerta lainnya yang beberapa diantaranya seringkali terabaikan.
Sekitar 20 persen kasus vitiligo dikaitkan dengan penyakit autoimun seperti penyakit tiroid, anemia pernisiosa, penyakit Addison, lupus, rheumatoid arthritis, inflammatory bowel disease, dan alopecia areata.
Pengidap vitiligo memiliki kondisi kulit yang sangat rentan terhadap paparan sinar ultraviolet karena melanin yang tidak dapat dihasilkan sebagai salah satu proteksi kulit.
Maka dari itu, penggunaan sunscreen atau tabir surya menjadi salah satu cara perawatan vitiligo yang tidak boleh dilewatkan.
Pengidap vitiligo sebaiknya memilih sunscreen yang memiliki Sun Protection Factor (SPF) minimal 30 dan PA++. Pemakaian tabir surya juga perlu diulang setiap 2-3 jam sekali.
"Oleh karena itu, penggunaan tabir surya atau sunscreen menjadi hal yang wajib bagi pasien vitiligo. Perawatan kulit dasar (basic skincare) seperti mandi dengan sabun yang bersifat lembut (gentle) dan menggunakan pelembap juga tetap harus dilakukan,” tambah dokter yang praktik di RS Pondok Indah Jakarta ini.
Baca juga: Studi Buktikan Stres Juga Bisa Memicu Vitiligo
Selain itu saat bepergian pasien vitiligo disarankan mencari tempat teduh dan menggunakan pakaian lengan panjang berwarna gelap dan berbahan lebih padat untuk menghindari sinar matahari. Sebagai contoh, Benny mengatakan pakaian berbahan denim memiliki Sun Protection Factor (SPF) sekitar 1700 sedangkan kaus berwarna putih hanya memiliki SPF sekitar 7.
Adapun perawatan kulit yang sebaiknya dihindari pada pasien yang menderita vitiligo adalah perawatan kulit yang menyebabkan trauma seperti laser, mikrodermabrasi, skin tanning atau perawatan lain yang bersifat eksfoliatif.
Selain memperhatikan kesehatan kulit, pasien vitiligo juga harus menjaga kesehatan fisik dengan mengonsumsi makanan sehat.
Pada pasien vitiligo tidak ada pantangan atau anjuran khusus terkait makanan yang bisa dikonsumsi, namun sebaiknya menghindari makanan olahan dan daging olahan seperti makanan kalengan, makanan instan, daging kalengan, roti putih, pasta, gluten, fast food, alkohol, minuman dan makanan yang terlalu manis, serta makanan ringan (snack) dalam kemasan.
Makanan tersebut diduga dapat memicu reaksi peradangan dan kaya akan radikal bebas sehingga vitiligo sulit diterapi.
Sebaliknya, makanan yang kaya antioksidan diduga memiliki peran protektif, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran segar, makanan kaya omega-3 (tapi rendah omega-6), biji-bijian, dan minyak ikan. Beberapa ahli, kata Benny, juga menganjurkan sejumlah suplemen seperti ginkgo biloba, vitamin C, D, dan E.
Baca juga: 4 Cara Mengobati Vitiligo dengan Obat dan Tindakan Medis
Selain dari itu semua, penting juga untuk menjaga kesehatan mental pada pasien vitiligo. Pasien harus menghindari stres dan sebaiknya rutin mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi agar sistem imun dapat terjaga dengan baik.
Pengidap vitiligo juga perlu berkonsultasi dengan ahli, seperti dokter spesialis dermatologi venereologi estetika untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.