Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/07/2023, 21:02 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Vitiligo adalah kondisi kulit yang ditandai dengan hilangnya pigmen kulit akibat autoimunitas.

Ketika seseorang memiliki kelainan atau penyakit autoimun, sistem kekebalannya secara keliru menyerang jaringan sehatnya sendiri.

Kombinasi faktor risiko, baik genetik maupun lingkungan, juga berpengaruh pada risiko vitiligo. Selain itu, stres psikologis juga dapat memengaruhi terjadinya vitiligo.

Kaitan stres dan vitiligo

Stres psikologis dapat berkontribusi pada perkembangan vitiligo. Riset dalam Journal of American Academy of Dermatology menemukan bahwa stres bisa menjadi faktor penyebab vitiligo.

Temuan ini juga menunjukkan bahwa orang dengan riwayat keluarga vitiligo, wanita, dan orang dengan riwayat penyakit alergi, seperti asma atau dermatitis atopik, lebih cenderung memiliki vitiligo yang dipengaruhi stres.

Hal ini terjadi karena stres bisa mengaktifkan respons autoimun terkait vitiligo.

Seperti yang disebutkan di awal bahwa vitiligo merupakan suatu kondisi autoimun, dimana sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel melanosit yang berfungsi memberi warna kulit.

Pada individu yang rentan, stres ini bisa mengaktifkan sistem kekebalan tubuh dan memicu respons sitotoksik spesifik pada melanosit.

Baca juga: Berdampak Besar Pada Kulit, Kenali Penyebab Penyakit Vitiligo

Ketika sel melanosit mengalami gangguan atau rusak, hal itu juga berpengaruh pada warna kulit. 

Orang-orang yang rentan ini biasanya memiliki faktor genetik penyakit autoimun, menderita melanoma (jenis kanker kulit paling serius) atau limfoma non-Hodgkin (kanker sistem limfatik).

Orang yang sering terpapar bahan kimia, terutama monobenzone (dapat ditemukan pada produk karet, kulit, dan pewarna kosmetik) juga rentan mengalami vitiligo saat terpapar stres.

Bahan kimia lain yang mungkin berperan dalam vitiligo adalah fenol, yang dianggap mengganggu fungsi melanosit.

Bahan kimia ini sering menjadi bahan dalam produk seperti perekat, desinfektan, cat, insektisida, dan lainnya.

Orang yang bertato juga rentan mengalami vitiligo karenaproses pembuatan tato melibatkan luka terbuka pada kulit.

Luka tersebut dapat menyebabkan sesuatu yang disebut fenomena Koebner.

Fenomena Koebner merupakan peristiwa munculnya lesi di kulit yang sebelumnya belum pernah ada.

Fenomena ini bisa memicu timbulnya bintik-bintik vitiligo baru di tempat luka itu berada.

Baca juga: Kenali Penyebab dan Cara Mengatasi Vitiligo

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau