Menanggapi hal tersebut, dr.Beta menyebutkan bahwa jika pembuluh darah pecah biasanya efeknya hanya perdarahan atau lebam.
Namun, jika pembuluh darah besar yang menyebabkan kehilangan banyak darah selama prosedur sedot lemak, hal itu kecil kemungkinannya karena lokasinya tersembunyi.
"Kemungkinan terjadinya kecil apabila dilakukan dengan teknik sedot lemak yang benar," katanya.
Baca juga: Risiko dan Efek Samping Sedot Lemak Setelah Melahirkan
Risiko sedot lemak lainnya termasuk permukaan kulit menjadi tidak rata, kematian kulit, lebam dan bengkak berlebihan.
Untuk mengurangi risiko dari sedot lemak, pasien diharuskan melakukan pemeriksaan sebelum operasi berupa pemeriksaan darah lengkap, termasuk faktor pembekuan darah.
Sebelum tindakan, pasien juga perlu memilih dokter yang kompeten, pada umumnya dilakukan oleh dokter bedah plastik rekonstruksi dan estetik.
Konsultasikan masalah yang ingin diatasi dan juga pahami prosedur dan risikonya.
Menurut dr.Beta, pasien dengan ekspektasi tidak realistis seperti ingin menurunkan berat badan, bukanlah kandidat yang tepat untuk prosedur ini.
"Selain itu, pasien yang sedang sakit, menderita anemia, punya gangguan pembekuan darah, atau masih di bawah umur, juta tidak boleh melakukan sedot lemak," katanya.
Sebelum memutuskan untuk menjalani prosedur ini, pasien juga harus mengetahui bahwa hasilnya tidak permanen. Pascatindakan, bisa saja lemaknya menumpuk lagi jika tidak dibarengi dengan gaya hidup yang sehat.
Baca juga: Mengapa Banyak Lemak di Perut? Berikut 8 Penyebabnya…
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.