KOMPAS.com - Cabai memberikan rasa pedas, yang dianggap kebanyakan masyarakat kita menggunggah selera.
Mengutip WebMD, makanan pedas ini secara teknis termasuk buah beri karena mengandung biji.
Namun, cabai lebih sering digunakan sebagai sayuran atau rempah karena memiliki rasa pedas dan gurih.
Baca juga: Ahli Jelaskan Cabai Jawa dan Kuda Laut Bagus untuk Kesuburan Pria
Cabai berasal dari Amerika Selatan dan Tengah dan pertama kali dibudidayakan di Meksiko.
Sekarang, cabai sudah tumbuh di berbagai daerah hangat di seluruh dunia dengan ribuan jenisnya.
Cabai dikelompokkan berdasarkan tingkat kepedasan dan bentuknya. Umumnya, cabai yang lebih besar tidak terlalu pedas, sedangkan yang lebih kecil lebih pedas.
Faktanya, cabai tidak hanya bisa menambah cita rasa makanan, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan.
Ada beberapa kandungan cabai yang memiliki efek positif untuk kesehatan, seperti capsaicin dan vitamin C.
Baca terus artikel ini untuk mempelajari manfaat cabai untuk kesehatan.
Baca juga: 10 Manfaat Cabai untuk Kesehatan
Mengutip buku "The Miracle of Vegetables" (2013) oleh Farah Rizki, S.Gz, capsaicin adalah senyawa aktif utama pada cabai. Zat inilah yang menimbulkan rasa pedas.
Capsaicin memberikan efek yang cukup beragam bagi tubuh. Potensi manfaat cabai untuk kesehatan meliputi berikut:
Selain memberikan rasa pedas, capsaicin dalam cabai berperan sebagai bakterisida dan fungisida.
Bahkan, jenis minyak atsiri ini digunakan sebagai bahan antiseptik internal dan eksternal, analgesik, haemolitik, sedatif, serta stimulan untuk obat sakit perut.
Penelitian yang dilakukan oleh The American Association for Cancer Research menemukan manfaat lain dari capsaicin, yaitu membantu membunuh sel kanker prostat dengan memicu apoptosis.
Studi di Jepang dan China juga menunjukkan bahwa capsaicin dapat menghambat pertumbuhan sel leukemia secara langsung.
Selain capsaicin, zat aktif yang berperan sebagai zat antikanker yang juga bisa ditemukan di dalam cabai adalah lasparaginase.
Baca juga: Cabai Rawit, Cabai Merah, atau Cabai Hijau, Mana yang Lebih Sehat?
Senyawa capsaicin juga bersifat koagulan yang dapat menjaga darah encer dan mencegah terbentuknya plak pada pembuluh darah.
Karenanya, salah satu manfaat cabai termasuk mencegah penyumbatan pembuluh darah atau disebut aterosklerosis.
Orang yang sering makan cabai memiliki kemungkinan lebih kecil terserang stroke, jantung koroner, dan impotensi.
Terkait dengan capsaicin yang menjaga darah tetap encer, zat ini bisa meningkatkan suhu tubuh manusia. Sehingga, zat ini bisa merangsang metabolisme tubuh.
Hal tersebut membuat sirkulasi darah menjadi lancar dan aliran nutrisi pada jaringan put ikut meningkat.
Dengan demikian, capsaicin dapat digunakan untuk pengobatan sirkulasi darah yang tidak lancar di tangan, kaki, dan jantung.
Baca juga: Makan Cabai Pakai Tangkai atau Tanpa Tangkai, Mana yang Lebih Baik?
Di balik rasanya yang pedas, cabai rawit mengandung vitamin C dan betakaroten yang bisa mengalahkan buah-buahan, seperti mangga, nanas, pepaya, atau semangka.
Bahkan, cabai hijau merupakan varietas yang memiliki antioksidan tertinggi.
Dikutip dari WebMD, penelitian menunjukkan bahwa meskipun vitamin C tidak dapat sepenuhnya mencegah flu biasa, mengonsumsi lebih banyak vitamin C saat Anda sakit dapat mengurangi durasi sakit Anda.
Cabai juga dapat membantu merangsang penurunan berat badan, seperti yang dikutip dari WebMD.
Potensi manfaat cabai ini karena menurut suatu penelitian menunjukkan bahwa cabai dapat meningkatkan metabolisme dan membantu tubuh membakar kalori yang Anda makan.
Meskipun memakannya sendiri mungkin tidak menyebabkan perubahan signifikan pada berat badan Anda, makan makanan pedas ini bersama dengan rencana penurunan berat badan yang disetujui dokter dapat membantu Anda mendapatkan hasil lebih cepat.
Demikianlah, beberapa potensi manfaat cabai untuk kesehatan. Meski begitu, tidak baik untuk mengonsumsi cabai terlalu banyak karena dapat mengakibatkan masalah pencernaan, seperti nyeri ulu hati, mual, muntah, diare, sakit perut, sensasi perut terbakar.
Apalagi, jika Anda memiliki sindrom iritasi usus besar, GERD, atau masalah pencernaan lainnya.
Baca juga: 5 Manfaat dan Bahaya dari Kebiasaan Makan Pedas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.