Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cabai Rawit, Cabai Merah, atau Cabai Hijau, Mana yang Lebih Sehat?

Kompas.com - 02/06/2020, 08:01 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Meski terdiri dari berbagai jenis, cabai tetap saja memiliki rasa yang pedas.

Rasa pedas yang mendominasi cabai disebabkan oleh adanya senyawa capsaicin di dalamnya.

Senyawa ini merupakan zat yang bertanggung jawab terhadap rasa pedas pada cabai.

Capsaicin secara alami dapat ditemukan di biji dan “urat” putih buah cabai.

Oleh karena ini, untuk mengurangi rasa pedasanya, biji cabai biasanya dibuang berikut dengan “urat” putihnya.

Baca juga: Makan Cabai Pakai Tangkai atau Tanpa Tangkai, Mana yang Lebih Baik?

Melansir Buku Cabai Rawit (2003) oleh Ir. Bambang Cahyono, dibanding cabai besar, seperti cabai merah dan cabai hijau, termasuk papripa, kandungan capsaicin dan dihidrocapsaicin pada cabai rawit lebih tinggi.

Oleh karena itu, cabai rawit memiliki rasa lebih pedas daripada jenis cabai lainnya.

Rasa pedas pada cabai juga bisa dihitung dengan menggunakan Skala Scoville (SHU).

Cabai rawit diketahui memiliki nilai 100.000 ketika diukur menggunakan SHU. Sementara, cabai merah besar hanya 30.000-50.000 SHU.

Namun, bagaimana dengan kandungan gizinya? Lebih sehat cabai rawit, cabai merah, atau cabai hijau?

Pertimbangan kandungan gizi cabai

Untuk menentukan mana yang lebih sehat, pertimbangannya bisa mengacu pada perbedaan kandungan nutrisi pada masing-masing jenis cabai.

Melansir Buku Cerdas Memilih Sayuran: Plus Minus 54 Jenis Sayuran (2010) oleh Lanny Lingga, setiap jenis cabai memiliki kandungan nutrisi yang berbeda-beda.

Baca juga: 9 Manfaat Rumput Laut, Dukung Kecerdasan hingga Cegah Kanker

Proses pengolahan juga bisa mengubah kandungan nutrisi pada cabai.

Sebagai contoh, jika dikeringkan, jumlah kalori cabai semakin meningkat karena penyusutan air akan menambah kalori yang berasal dari bagian padatan.

Berikut ini perbedaan gizi pada tiga jenis cabai dengan berat bahan masing-masing 100 gram yang bersumber dari Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1992):

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau