KOMPAS.com – Meski terdiri dari berbagai jenis, cabai tetap saja memiliki rasa yang pedas.
Rasa pedas yang mendominasi cabai disebabkan oleh adanya senyawa capsaicin di dalamnya.
Senyawa ini merupakan zat yang bertanggung jawab terhadap rasa pedas pada cabai.
Capsaicin secara alami dapat ditemukan di biji dan “urat” putih buah cabai.
Oleh karena ini, untuk mengurangi rasa pedasanya, biji cabai biasanya dibuang berikut dengan “urat” putihnya.
Baca juga: Makan Cabai Pakai Tangkai atau Tanpa Tangkai, Mana yang Lebih Baik?
Melansir Buku Cabai Rawit (2003) oleh Ir. Bambang Cahyono, dibanding cabai besar, seperti cabai merah dan cabai hijau, termasuk papripa, kandungan capsaicin dan dihidrocapsaicin pada cabai rawit lebih tinggi.
Oleh karena itu, cabai rawit memiliki rasa lebih pedas daripada jenis cabai lainnya.
Rasa pedas pada cabai juga bisa dihitung dengan menggunakan Skala Scoville (SHU).
Cabai rawit diketahui memiliki nilai 100.000 ketika diukur menggunakan SHU. Sementara, cabai merah besar hanya 30.000-50.000 SHU.
Namun, bagaimana dengan kandungan gizinya? Lebih sehat cabai rawit, cabai merah, atau cabai hijau?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.