Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Dimaksud 'Angin Duduk' dalam Dunia Medis? Ini Ulasannya...

Kompas.com - 10/08/2024, 20:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Istilah 'angin duduk' sangat umum di kalangan masyarakat awam. Namun, kondisi apa ini?

Kebanyakan masyarakat awam mengatasinya dengan mengolesi tubuh dengan minyak kayu putih.

Dokter Spesialis Jantung, Dr. Bobby Arfhan Anwar, SpJP (K) mengatakan bahwa 'angin duduk' sebenarnya adalah kondisi medis yang mengarah pada penyakit jantung koroner.

Baca juga: Pakar Sebut Gejala Angin Duduk Bisa Menyerupai Sakit Maag

"Sering disebut begitu, walau pemahaman mereka (masyarakat) banyak yang salah," kata Bobby kepada Kompas.com pada Jumat (9/8/2024).

Melalui video di akun media sosialnya, Bobby menjelaskan bahwa 'angin duduk' dalam istilah medis disebut angina pectoris.

"Angina pectoris merupakan istilah untuk keluhan nyeri dada yang disebabkan oleh adanya penyempitan atau penyumbatan di pembuluh darah jantung akibat plak aterosklerosis," terangnya.

Hal tersebut membuat aliran darah dan oksigen ke jantung menjadi terhambat. Kondisi ini disebut sebagai penyakit jantung koroner.

Baca juga: Viral Sopir Taksi Diduga Alami Angin Duduk, Ini Cara Pertolongan Pertama Menurut Dokter...

Seseorang yang mengalami angina pectoris, Bobby mengatakan, akan mengalami gejala yang meliputi nyeri dada kiri atau tengah yang kadang disertai keringat dingin, mual, dan muntah.

Mengutip American Heart Association, angina pectoris biasanya terjadi ketika jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya, misalnya untuk melakukan aktivitas fisik berat.

Sementara, nyeri dada umumnya berlangsung singkat sekitar 5 menit atau kurang. Selain itu, gejala penyakit ini mungkin terasa seperti gangguan pencernaan.

"Jika keluhan (gejala) berlangsung lebih dari 20 menit dan terasa semakin berat dari waktu ke waktu, pasien harus segera dibawa ke IGD rumah sakit terdekat," ujarnya.

Baca juga: 9 Cara Mendiagnosis Angin Duduk yang Harus Diketahui

Ia menjelaskan, dokter spesialis jantung akan melakukan pemeriksaan detak jantung dan lainnya untuk memastikan apakah itu sebuah serangan jantung atau bukan.

"Jika memang sebuah serangan jantung, maka dokter akan memberikan obat-obatan dan tindakan untuk melancarkan aliran darah kembali," jelasnya.

Masa emas dari penganan serangan jantung adalah kurang dari 12 jam. Semakin cepat ditangani, maka kemungkinan untuk selamat dan sehat kembali akan semakin besar.

"Keterlambatan penanganan akan berakibat kerusakan otot jantung yang semakin luas, dan kerusakan ini akan meningkatkan risiko komplikasi dan kematian akibat serangan jantung," terangnya.

Baca juga: 16 Penyebab dan Faktor Risiko Angin Duduk yang Harus Diwaspadai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau