Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinnitus atau Telinga Berdenging, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Kompas.com - 19/09/2024, 07:30 WIB
Khairina

Penulis

KOMPAS.com- Tinnitus atau telinga berdenging, merupakan kondisi di mana seseorang mendengar suara tanpa adanya sumber bunyi eksternal.

“Jadi sebetulnya sesuatu yang didengar oleh telinga penderita gitu ya, memang kebanyakan tidak ada sumbernya gitu. Nah itu kebanyakan sih berdenging, sebetulnya sih berbunyi macam-macam, ada yang berdengung, berdesis, dan gemuruh, tapi paling banyak memang berdenging. Jadi itulah namanya tinnitus,” kata Dokter Spesialis THT dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dr. Widayat Alviandi, Sp. THIBKL, Subsp.NO(K), beberapa waktu lalu, seperti ditulis Antara.

Baca juga: Tinnitus
Seperti dilansir Healthline, tinnitus bukan kondisi yang berdiri sendiri, melainkan gejala dari kondisi medis atau masalah lainnya. Namun, bagi banyak orang, tinnitus muncul tanpa gejala atau masalah lain yang menyertainya.

Seseorang yang mengalami tinnitus tak hanya mendengar denging, namun juga mungkin mendengar dengungan, gemuruh, klik, siulan, dan desis.

Meskipun suara-suara ini terdengar di telinga, tidak ada sumber eksternal yang menghasilkan suara-suara tersebut. Oleh karena itu, suara tinnitus juga dikenal sebagai suara hantu.
Tinnitus bisa membuat frustrasi.

Kadang-kadang, suara tinnitus bisa mengganggu suara lain di sekitar. Selain itu, kecemasan dan stres dapat memperburuk tinnitus, yang bisa membuat penderitanya merasa semakin tidak nyaman.

Baca juga: 5 Hal yang Bisa Memicu Tinnitus

Widayat mengatakan terdapat dua jenis tinnitus, yakni objektif dan subjektif. Tinnitus objektif, adalah jenis di mana dokter dapat mendengar bunyi yang sama dengan penderita, dan kondisi tersebut jarang terjadi, hanya sekitar 4 persen dari kasus.

Sebaliknya, tinnitus subjektif yang mencakup sekitar 96 persen kasus adalah kondisi di mana penderita mendengar bunyi yang tidak dapat dideteksi oleh pemeriksaan medis.

Jika tinnitus berlangsung lebih dari 5 menit atau terjadi 2 kali seminggu hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti saat tidur atau di tempat umum, maka bisa dikategorikan sebagai kondisi patologis dan memerlukan penanganan.

Tinnitus subjektif sering kali disebabkan oleh gangguan pada telinga bagian dalam, khususnya pada organ koklea yang memengaruhi serabut saraf pendengaran.

“Jadi artinya jangan khawatir kebanyakan tinnitus itu bukan dari kepala, tapi sebetulnya kebanyakan dari rumah siput lah gitu ya, dari telinga dalam dengan jaras pendengarannya begitu,” ungkapnya.

Gejala tersebut bisa dipicu oleh berbagai faktor, seperti paparan suara bising, penggunaan obat-obatan tertentu, atau penyakit-penyakit tertentu seperti vertigo atau gangguan pendengaran mendadak, serta faktor usia juga dapat memperberat kondisi ini.

Kondisi tinnitus dapat berbeda pada setiap individu dan penanganan harus disesuaikan dengan penyebab serta dampak yang ditimbulkan.

Jika tinnitus mengganggu kehidupan sehari-hari, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau