Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengatur Pola Makan untuk Menurunkan Risiko Alzheimer

Kompas.com - 21/09/2024, 08:02 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Alzheimer merupakan penyakit yang ditandai dengan kerusakan sel otak sehingga terjadi penurunan kognitif, termasuk gangguan daya ingat, gangguan komunikasi, hingga disorientasi atau bingung.

Perjalanan penyakit alzheimer tergolong lambat, bahkan gejalanya bisa muncul 20 tahun sebelumnya.

"Gejala awal alzheimer seperti lupa ringan atau kesulitan berkonsentrasi—sering dianggap sebagai perubahan yang normal terkait usia. Namun, kesalahpahaman ini bisa menyesatkan," kata Herbalife Nutrition Advisory Board, Gary Small.

Hingga saat ini alzheimer belum bisa diobati. Pengobatan yang hanya bersifat mengurangi keparahan gejala.

Menurut Small, salah satu cara menjanjikan untuk mencegah alzheimer adalah melalui pola makan dan nutrisi dan ini perlu dimulai sejak kita muda.

Semakin banyak penelitian menunjukkan bahwa apa yang kita makan dapat berdampak besar pada kesehatan otak kita, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

"Menekankan makanan antioksidan dan anti-inflamasi, serta mengadopsi gaya hidup yang lebih aktif, kita dapat mengelola obesitas perut, tekanan darah tinggi, dan faktor lain yang memengaruhi kesehatan otak dan kesejahteraan secara keseluruhan,” ungkap Small.

Baca juga: Cerita Fani, Perawat Lansia Alzheimer yang Tidak Kapok meski Pernah Dituduh Mencuri

Pola makan yang dominan sayuran, ikan, buah, kacang-kacangan, serta makanan sumber omega-3 dan antioksidan, sangat baik untuk kesehatan otak.

Suplemen juga dapat memainkan peran penting dalam membantu tubuh menyerap dan memanfaatkan vitamin dan nutrisi ini untuk mengoptimalkan fungsi kognitif. Suplemen untuk kesehatan otak setidaknya mengandung kafein, lutein, dan juga kurkumin, untuk melawan peradangan otak.

Aktif bergerak

Ketidakaktifan fisik dan obesitas juga berkontribusi terhadap risiko alzheimer yang lebih tinggi. Karenanya, olahraga fisik yang teratur sangat penting.

"Olahraga meningkatkan aliran darah ke otak, mempromosikan pertumbuhan neuron, dan meningkatkan plastisitas sinaptik, yang semuanya penting untuk kesehatan kognitif," jelas Small.

Terus melatih otak melalui aktivitas yang merangsang mental, seperti membaca, mempelajari keterampilan baru, atau bermain permainan strategi, memperkuat ketahanan mental dan meningkatkan cadangan kognitif.

Kesehatan mental adalah aspek penting namun sering diabaikan dalam pelestarian kognitif. Stres kronis, depresi, dan kecemasan meningkatkan risiko Alzheimer, sementara ketahanan emosional dan hubungan sosial yang kuat memberikan perlindungan.

Baca juga: Alzheimer, Bikin Eyang Putri Necis Lupa Berdandan dan Keluarganya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau