Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Sudah Lama Tidak Berhubungan, Apakah Bisa Rapat Kembali?

Kompas.com - 03/10/2024, 22:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Sebagian pasutri menganggap vagina bisa rapat kembali ketika sudah lama tidak berhubungan intim.

Ternyata, anggapan bahwa vagina bisa rapat akibat lama tidak berhubungan intim ternyata hanya sekadar mitos.

Untuk lebih jelasnya, simak fakta terkait vagina bisa rapat kembali atau tidak setelah lama tidak melakukan hubungan seksual.

Baca juga: Apa Efek Samping Tidak Berhubungan Intim? Berikut 11 Daftarnya

Ketika sudah lama tidak berhubungan, apakah bisa rapat kembali?

Menurut Planned Parenthood, hubungan intim ternyata tidak mengakibatkan vagina longgar maupun kendur.

Saat wanita mengalami gairah atau mendapat rangsangan seksual, vagina secara alami akan mengeluarkan cairan pelumas.

Selain itu, otot area organ kewanitaan juga akan rileks sehingga vagina tampak membuka atau melebar untuk mempermudah penetrasi.

Pembukaan vagina terjadi sementara selama aktivitas seksual dilakukan dan akan kembali ke ukuran semula.

Hal ini mirip seperti mulut yang meregang dan terbuka ketika menguap atau makan, lalu kembali ke bentuk awal.

Kemudian saat seorang wanita terangsang, otot dasar panggul mereka akan rileks. Jika tidak, otot tersebut akan mengencang lagi.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa vagina tidak akan rapat kembali jika wanita lama tidak berhubungan intim karena sejatinya organ reproduksi wanita juga tidak mengendur atau longgar akibat hubungan seks.

Baca juga: Apa Efek Wanita Lama Tidak Berhubungan? Ini 7 Daftarnya

Bukan bikin rapat, lama tidak berhubungan intim sebabkan vagina kering

Vagina yang terasa lebih rapat sehingga pasangan kesulitan melakukan penetrasi biasanya disebabkan karena area kewanitaan kering atau kurang lembap.

Kondisi ini terjadi karena beberapa faktor, misalnya fluktuasi hormon di masa kehamilan, menyusui, dan ketika wanita sudah menopause (henti haid).

Dikutip dari laman Gleneagles Hospital Malaysia, kondisi tersebut disebabkan oleh berkurangnya hormon estrogen yang berperan dalam menjaga kelembapan dan jaringan vagina.

Tidak hanya kering, penurunan estrogen juga menimbulkan rasa tidak nyaman pada vagina, iritasi, dan nyeri saat melakukan aktivitas seksual, baik masturbasi maupun penetrasi.

Kondisi ini bisa diatasi dengan terapi penggantian hormon, konsumsi obat anti-estrogen, atau menggunakan pelumas saat melakukan hubungan intim.

Faktor lain yang bisa menyebabkan vagina kering sehingga seolah terasa rapat, yaitu:

  • Konsumsi obat-obatan, seperti pil KB, anti-depresan, dan anti-histamin
  • Gaya hidup tidak sehat, misalnya merokok dan konsumsi alkohol
  • Perawatan kanker, termasuk kemoterapi atau terapi radiasi
  • Tekanan, stres, dan kecemasan
  • Penggunaan produk pembersih yang iritan, contohnya sabun, detergen, douching, atau pembersih kewanitaan
  • Penyakit tertentu yang diderita wanita, contohnya diabetes dan eksim
  • Riwayat operasi, misalnya pengangkatan rahim, indung telur, dapat menyebabkan kekeringan vagina.

Baca juga: Berapa Kali Melakukan Hubungan Suami Istri untuk Lansia?

Setelah menyimak ulasan di atas, dapat dipahami bahwa anggapan tentang vagina kembali rapat akibat tidak berhubungan tidak dapat dibuktikan secara medis.

Sebaliknya, hubungan intim yang dilakukan rutin juga tidak menyebabkan vagina longgar.

Meski begitu, wanita yang memiliki masalah terkait kesehatan reproduksi dianjurkan tetap berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat anjuran medis yang sesuai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya
Kasus Covid-19 Kembali Naik di Asia, Ini yang Perlu Diketahui soal Varian JN.1 dan Turunannya
Kasus Covid-19 Kembali Naik di Asia, Ini yang Perlu Diketahui soal Varian JN.1 dan Turunannya
Health
Kemenkes: Pengenalan Gejala Penyakit Langka dengan Cek Kesehatan Gratis
Kemenkes: Pengenalan Gejala Penyakit Langka dengan Cek Kesehatan Gratis
Health
Pasangan Thalasemia Minor Sebabkan Thalasemia Mayor pada Anak
Pasangan Thalasemia Minor Sebabkan Thalasemia Mayor pada Anak
Health
Lonjakan Kasus Covid-19 di India: Waspadai Varian Baru yang Lebih Menular
Lonjakan Kasus Covid-19 di India: Waspadai Varian Baru yang Lebih Menular
Health
Keunggulan Ring Jantung Bioadaptor dengan Material Lentur
Keunggulan Ring Jantung Bioadaptor dengan Material Lentur
Health
Kanker Serviks Stadium 4: Pengertian dan Pilihan Pengobatannya
Kanker Serviks Stadium 4: Pengertian dan Pilihan Pengobatannya
Health
Cloud Coffee, Minuman Tren yang Diklaim Menyehatkan: Benarkah?
Cloud Coffee, Minuman Tren yang Diklaim Menyehatkan: Benarkah?
Health
Apakah Pola Makan Berperan Besar Terhadap Terjadinya Stroke? Ini Kata Dokter…
Apakah Pola Makan Berperan Besar Terhadap Terjadinya Stroke? Ini Kata Dokter…
Health
Puasa 16 Jam Selama 3 Bulan Efektif Turunkan Berat Badan Hingga Setahun Kemudian
Puasa 16 Jam Selama 3 Bulan Efektif Turunkan Berat Badan Hingga Setahun Kemudian
Health
Riset FMIPA UI  Buktikan Segel Le Minerale Unggul 100 Persen Cegah Kontaminasi Debu, Bakteri, dan Jamur
Riset FMIPA UI Buktikan Segel Le Minerale Unggul 100 Persen Cegah Kontaminasi Debu, Bakteri, dan Jamur
Health
7 Cara Mengatasi Ngantuk Terus-menerus, Termasuk Makan Sehat
7 Cara Mengatasi Ngantuk Terus-menerus, Termasuk Makan Sehat
Health
Pelawak Sri Sumiarsih Meninggal Akibat Sakit Ginjal, Ini Penyebabnya
Pelawak Sri Sumiarsih Meninggal Akibat Sakit Ginjal, Ini Penyebabnya
Health
Penyakit Genetik Langka yang Bikin Perut Selalu Lapar
Penyakit Genetik Langka yang Bikin Perut Selalu Lapar
Health
Neurofibromatosis Tipe 1 Bisa Dicegah Turun ke Anak, Ini Kata Dokter
Neurofibromatosis Tipe 1 Bisa Dicegah Turun ke Anak, Ini Kata Dokter
Health
Apa Itu HMPV dan Bagaimana Gejalanya? Ini Penjelasan Dokter
Apa Itu HMPV dan Bagaimana Gejalanya? Ini Penjelasan Dokter
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau