Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Vaksin JE Itu Aman? Berikut Penjelasan Ahli...

Kompas.com - 03/10/2024, 16:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Japanese encephalitis (JE) adalah penyakit infeksi peradangan otak akibat virus JE yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Culex, terutama pada malam hari.

Berdasarkan data publikasi Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, diperkirakan terdapat sejumlah 67.900 kasus baru per tahun di 24 negara di kawasan Asia dan Oceania.

Di Indonesia, kasus konfirmasi JE dalam periode tahun 2014 sampai dengan per Juli 2023 dilaporkan sejumlah 145 kasus.

Case fatality rate (CFR) penyakit ini mencapai 20-30 persen dan 30–50 persen dari penderita yang bertahan hidup akan mengalami gejala sisa, seperti lumpuh atau kejang, perubahan perilaku, hingga kecacatan berat.

Baca juga: Kenali Apa Itu Japanese encephalitis, Penyebab, dan Gejalanya

JE mengakibatkan masalah kesehatan yang serius, tetapi dapat dicegah dengan pemberian imunisasi atau vaksin JE, terutama untuk anak berusia di bawah 10 tahun.

Dosis vaksin JE untuk anak-anak diberikan dua dosis dengan interval minimal 1-2 tahun. Dosis pertama pada usia 9 bulan.

Lantas, apakah vaksin JE aman?

Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. dr. Mei Neni Sitaresmi, Sp. A(K)., Ph.D memastikan bahwa vaksin JE aman dan efektif untuk mencegah penyakit radang otak.

Mei menyampaikan, vaksin JE masuk kategori obat yang standar keamanannya paling tinggi.

"Sebelum diberikan kepada masyarakat, vaksin telah melalui serangkaian penelitian dan uji coba yang panjang," ujar Prof. Mei, seperti ditulis Antara, Rabu (02/10/2024).

Mei menjelaskan, penyakit JE disebabkan oleh virus Japanese encephalitis yang umumnya terdapat di babi dan bangau putih yang lazim dijumpai di sawah.

Kemudian, nyamuk Culex menggigit hewan tersebut dan virus ini ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk tersebut.

Baca juga: Peneliti: Nyamuk Wolbachia Tidak Sebabkan Japanese Encephalitis

Virus yang masuk ke tubuh manusia bisa menimbulkan gejala layaknya infeksi lain seperti demam, badan lesu, dan nyeri otot.

Infeksi virus JE pada kelompok tertentu dapat menimbulkan gejala serius, misalnya pusing sehingga anak rewel, muntah, kejang, dan penurunan kesadaran.

"Jika seseorang sampai di fase gejala serius tersebut, angka kematian penyakit ini tinggi dan tidak ada obatnya," ujar Mei.

Oleh karena itu, sejak 3 September hingga 31 Oktober 2024, pemerintah mencanangkan program imunisasi JE untuk anak usia 9 bulan hingga 15 tahun.

Vaksin bukan satu-satunya langkah pencegahan dari penyakit JE, melainkan perlu didukung perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
[url]
 
Pilihan Untukmu
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Health

Apa Manfaat Minum Air Kelapa Setiap Hari? Berikut 10 Daftarnya…

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Jadikan Ramadhan Makin Seru, Segera Persiapkan Jadwal Imsakiyah dan Kebutuhan Lain Berikut

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

4 Gejala Diabetes yang Dirasakan Saat Berjalan Kaki, Apa Saja?

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Polisi Gali Motif Eks Kapolres Ngada Cabuli Anak dan Jual Videonya ke Situs Australia

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tekno

Samsung Galaxy A56 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Money

Pemesanan Tukar Uang Baru BI Dibuka Pukul 09.00 WIB, Ini Cara Daftarnya

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Mau Puasa dengan Tenang? Pastikan Jadwal Imsakiyah dan Kebutuhan Ramadhan Lain Sudah Siap

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Gugat UU Hak Cipta, Ariel dkk Minta Boleh Nyanyikan Lagu Tanpa Izin Pencipta Asal Bayar Royalti

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tekno

Grab Umumkan THR Ojol untuk Mitra Pengemudi

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Usai Diperiksa Kejagung, Ahok: Saya Juga Kaget, Kok Gila Juga

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Kapolres Ngada Bayar Rp 3 Juta untuk Berhubungan Intim dengan Anak 6 Tahun di Hotel Kupang

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Prov

Link Live Streaming Semen Padang vs Persib Bandung di Liga 1, Prediksi, H2H, dan Klasemen

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Korban Pertamax Campur Air Diganti Rugi Rp 1 Juta, SPBU Minta Videonya Dihapus

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Hype

Istri Ungkap Penyebab Wendi Cagur Dilarikan ke Rumah Sakit

api-1 . POPULAR-INDEX

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mentan Emosi Tak Terima Datanya Disebut "Abal-abal" Saat Rapat dengan Komisi IV DPR RI
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau