Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RS dan Laboratorium Khusus Stem Cell Terbatas meski Jadi Alternatif Terapi Medis

Kompas.com - 18/10/2024, 18:00 WIB
Khairina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komite Sel Punca Prof dr Amin Soebandrio mengungkapkan, rumah sakit dan laboratorium khusus untuk terapi stem cell atau sel punca di Indonesia masih terbatas.

Padahal, terapi ini digadang-gadang menjadi alternatif pengobatan untuk penyakit degeneratif. Amin menyebut, beberapa rumah sakit di Jakarta, Surabaya, dan Bali sudah menerapkan terapi sel tersebut.

"Kita harus melihat menerapkannya itu apakah memang yang digunakan itu betul-betul adalah stem cell, atau produk lain. Karena cukup banyak produk-produk impor yang diklaim sebagai stem cell, tetapi sebetulnya bukan stem cell dijual dengan mahal," ujar Amin di kantor BRIN, Jakarta Pusat, Jumat (18/10/2024).

Baca juga: Waspada, Jangan Tertipu Klaim Palsu Suplemen Stem Cell

Beberapa produsen, lanjut dia, justru mengeklaim vitamin yang diproduksinya mengandung sel punca. Oleh karena itu, dia meminta masyarakat berhati-hati saat memilih pengobatan terapi sel punca.

"Sejauh ini rumah sakit yang pernah kami kunjungi, dan juga kami anggap betul-betul siap masih sangat terbatas belum sampai ada lima. Laboratorium juga demikian masih sangat terbatas," ungkap dia.

Menurut Amin, saat ini hanya ada tiga laboratorium yang diizinkan memproduksi sel punca.

"Laboratorium yang dianggap boleh memproduksi, artinya fasilitasnya sudah diakui itu baru tiga, mungkin mau empat barangkali. Sebelah tangan saja belum, kalau yang betul-betul mengikuti aturan," kata Amin.

Regulasi terapi sel punca

Wakil Ketua Asosiasi Sel Punca Indonesia Cynthia Retna Sartika menyampaikan, tantangan penerapan terapi sel punca di Indonesia salah satunya terkait regulasi. Hal ini juga termasuk klinisi hingga fasilitas terapi, yang sudah disetujui Kementerian Kesehatan maupun Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Kemudian, sekarang stem cell-nya dari mana nih. Stem cell-nya apakah yang sudah ada berizin edar atau tidak? Memang sampai saat ini, belum ada yang sudah berizin edar," ucap Cynthia.

"Bahkan yang masuk dari impor pun, belum ada yang sudah mendapatkan izin edar," tambah dia.

Baca juga: Menanti Pemanfaatan Luas Terapi Sel Punca untuk Pengobatan

Oleh sebab itu, pihaknya mendorong pemangku kepentingan untuk mengeluarkan izin edar sel punca. Untuk diketahui, stem cell adalah sel yang memiliki kemampuan untuk berkembang dan menjadi jenis sel lain dalam tubuh.

Penggunaannya dalam terapi medis melibatkan prosedur yang rumit, yakni injeksi atau transplantasi ke area tertentu dalam tubuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau